suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Curi Pompa Buat Pengobatan Anak, Heri Masuk Bui si Anak Meninggal 3 Hari Kemudian.

avatar suara-publik.com
suara-publik.com leaderboard

SURABAYA - SUARA PUBLIK. Begitu tragis kisah hidup Heri Kriswanto. Perjuangannya mencari rupiah demi  untuk membiayai anaknya selama ini yang mengalami sakit keras. Malah hasilnya sangat menyedihkan. Bbagaimana tidak, pria yang sehari-harinya bekerja serabutan tersebut, kini harus kehilangan anak bungsunya untuk selamanya.

Peristiwa ini terjadi pada 12 Oktober 2016 lalu. Saat itu, dia kelabakkan mencari biaya untuk pengobatan anaknya. Penyakit keras yang di vonis dokter adalah sebagai inveksi otak, membuatnya semakin kebingungan dan sedih.

Membiayai istri dan ketiga anaknya dengan gaji yang tak seberapa, lantas membuatnya semakin putus asa. Hari-harinya pun nampak suram. Malam itu, dia lalu duduk di teras rumah sambil memegangi kepalanya. Sesekali dia juga meneteskan air mata. Darisana, hatinya bergumam. "Ya allah, kok yo onok ae cobak'an iki. Yok opo iki aku kudu nggolek duek kanggo biaya anakku" (ya allah kok ada saja cobaan ini,bagaimana saya harus cari uang buat buat pengobatan anak saya)" cetus Heri Kriswanto, saat dipamerkan ke media, sabtu (29/10) di Mapolsek Tambaksari.

Searah kemudian, dia lalu beranjak dari tempat duduk itu, lantas masuk ke dalam rumah untuk mengambil rokok. Darisana, dia kembali keluar ke teras rumah. Sambil terus berpikir, tiba-tiba di samping rumahnya, yang dihuni oleh saudaranya sendiri, terlihat ada pompa air. Setan pun menggelayuti pikirannya, hingga akhirnya dia gelap mata. "Disitulah saya langsung ambil kunci dirumah, terus saya ambil pompa air itu," kata Heri.

Usai mengambil pompa, Heri segera membawa kabur pompa air itu. Kemudin dijual ke warga-warga sekitar dikampung tersebut. Nah, saat menjual pompa air itu Heri mengatakan bahwa sangat butuh uang untuk anaknya berobat. "Saya jual laku Rp150 ribu. Ada tetangga yang kasihan ke saya, lalu dia mau beli," terangnya.

Namun keesokan harinya, pemilik pompa air melaporkan kejadian itu ke ketua RW setempat. Pak RW langsung memberitahu ke warga, bila kampungnya kemasukan maling yang mencuri pompa air. "Berawal darisitu, saat warga dikumpulkan di balai RW, ternyata tetangga tersangka yang membeli pompa air tersebut mengaku. Bahwa dia membeli sanyo dari tersangka. Tak lama, tersangka akhirnya diamankan warga," ungkap Kapolsek Tambaksari, AKP David Triyo Prasojo, Sabtu (29/10/2016).

Atas dasar itulah, lanjut AKP David, anggota Unit Reskrim Polsek Tambaksari langsung bergerak ke balai RW tersebut. Sebab informasi yang masuk, terdapat seorang maling disana. Beruntung, belum sempat para warga yang ingin main hakim sendiri untuk menghajar pelaku, anggota berhasil mengamankannya.

Pelaku lantas digelandang ke Mapolsek. Dari pengakuannya kepada Polisi, dia mengaku bahwa mencuri pompa air tersebut lantaran terpaksa. Nah, yang membuat polisi terkejut, hal itu dilakukannya supaya bisa membiayai pengobatan anaknya yang mengidap penyakit inveksi otak yang di rawat di RS Kediri. Tapi, semua itu tak lantas membuat polisi melepaskannya. Sebab, hukum ada aturannya, dan dia (pelaku) terbukti mencuri.

"Dari pengakuannya, tersangka ini melakukannya karena terpaksa. Dia mengaku buat biaya pengobatan anaknya yang mengalami sakit keras, yaitu inveksi otak yang di rawat di RS Kediri. Namun, setelah tersangka kami tahan, jarak beberapa hari, tersangka mendapatkan kabar bahwa anaknya tidak dapat tertolong lagi," tandas kapolsek Tambaksari AKP David. (TOM)

Editor : suara-publik.com

suara-publik.com skyscraper