suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Ngaku Profesor Tipu Korbannya Rp 476 Juta, Rafiiudin Jalani Pemeriksaan Dipersidangan

avatar suara-publik.com
Foto: Farroukh Rafii'uddin, diperiksa sebagai terdakwa dalam persidangan diruang Candra PN.Surabaya, secara online Rabu (15/09/2021).
Foto: Farroukh Rafii'uddin, diperiksa sebagai terdakwa dalam persidangan diruang Candra PN.Surabaya, secara online Rabu (15/09/2021).
suara-publik.com leaderboard

Surabaya, Suara Publik - Sidang kali ini giliran terdakwa Farroukh Rafii'uddin yang diperiksa dalam persidangan. Ia merupakan terdakwa kasus penipuan kerjasama bisnis tepung pisang dan rempah-rempah pala cangkang. Korbannya adalah mantan Kepala Polda Jatim periode 2011 sampai 2013, Irjen Pol purnawirawan Hadiatmoko.

Di persidangan yang dilakukan di ruang Candra, Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rabu (15/09/2021), terdakwa mengakui kalau dirinya mengenal Hadiatmoko dari Djoko Margono. Bahkan, ia pernah bertemu dengan Hadiatmoko. Saat pertemuan itu, ada Hadiatmoko bersama ajudannya dan Djoko Margono.

Tapi, ia tidak pernah mengaku kalau dirinya adalah seorang professor. “Saya tidak pernah mengatakan kalau diri saya professor,” katanya saat ditanya Ketua Majelis Hakim Martin Ginting, Terdakwa pun hanya tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Setara dengan SMA atau SMK.

Dalam pertemuan dirinya dengan Hadiatmoko, ia sempat mendengar perbincangan antara korbannya dengan Djoko. Terkait penanaman pisang cavendis. Dirinya pun menawarkan bisnis pala dan cangkang. Saat itu ia mengaku kalau tidak menyampaikan secara pasti keuntungan dari bisnis tersebut.

“Mengenai keuntungan, saya tidak menyampaikan secara pasti. Tapi, saya sampaikan kalau keuntungannya akan dibangun pabrik tepung pisang,” tambahnya. Korbannya akhirnya setuju. Ia akhirnya meminta Hadiatmoko untuk mengirim sejumlah uang ke rekeningnya.

Uang yang dikirim totalnya sekitar Rp 476 juta. Pengirimannya dilakukan sebanyak tiga kali. Dua kali dikirim langsung ke rekening terdakwa. Sementara, sisanya ke rekening Harjuna. “Pala cangkang itu saya dapatkan dari Sukabumi,” ungkapnya.

Dalam persidangan itu secara tegas ia mengatakan kalau uang yang diberikan itu digunakan untuk menjalankan bisnis sesuai perjanjian yang mereka lakukan. “Bisnis itu saya jalankan. Yaitu bisnis pala cangkang,” celetuknya.

Walau dalam menjalankan bisnis tersebut, ia tidak melaporkan finansial bisnis tersebut. Pun perkembangan dari bisnis itu ia tidak pernah melaporkan kepada Hadiatmoko. Tidak juga mengajak korbannya untuk terjun langsung ke lapangan. “Pernah laporan. Tapi hanya video call saja,” bebernya.

Uang yang telah diberikan saksi korban kepada terdakwa tidak sepenuhnya dipergunakan untuk mengembangkan bisnis pala cangkang tersebut. Beberapa ia gunakan untuk membeli mobil. Dengan dalil, kendaraan itu untuk mobil operasional kerja.

“Saya beli mobil pakai uang yang diberikan pak Hadiatmoko. Tapi, mobil itu untuk kerja. Walau memang saya tidak pernah ngomong atau minta izin kepada Hadiatmoko. Termasuk keliling survey, saya gunakan uang dari pak Hadiatmoko,” tambanya.

Sidang ditunda. Dilanjutkan pada Senin (20/09) nanti. Agenda persidangan selanjutnya yakni tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) Farida Hariani. “Saya minta waktu satu minggu Yang Mulia untuk tuntutan,” katanya jaksa Farida.

Farroukh Rafii'uddin didakwa menipu Hariatmoko. Terdakwa Rafi awalnya menawarkan kerjasama bisnis tepung pisang dan rempah-rempah pala cangkang. Hariatmoko tertarik dengan tawaran tersebut. Namun, setelah menyetor uang untuk modal, bisnis itu tidak pernah ada. Rafii pun menghilang.

Setelah terdakwa menghilang, Hadiatmoko sempat berusaha menghubungi melalui telepon seluler tetapi tidak aktif. Rumah terdakwa juga sempat dikunjungi tetapi Rafii sudah pindah dari rumah tersebut. Keuntungan tidak pernah didapatkannya. Pabrik juga tidak pernah dibangun.(sam)

Editor : Redaksi

suara-publik.com skyscraper