suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Pengadaan Barang/Jasa Untuk Menghindari Layanan Telekomunikasi Yang Ilegal

avatar suara-publik.com
suara-publik.com leaderboard

Surabaya, Suara-Publik.com - Menteri Kominfo Tifatul Sembiring pada tanggal 5 Desember 2011 siang di Surabaya menyampaikan keterangan pers selang beberapa menit menjelang akan disampaikannya penghargaan berupa penganugerahan ICT Pura dan USO Award 2011. ICT Pura (semacam penghargaan Adipura namun untuk bidang ICT bagi sejumlah Pemerintah Kabupaten / Kota yang berprestasi di bidang ICT)  adalah inisiatif program baru di Kementerian Kominfo yang akan menjadi program prioritas setiap tahunnya. Program ICT Pura dapat didefinisikan sebagai gerakan nasional pemetaan, penghitungan indeks dan pemberian apresiasi kepada Kabupaten/Kota dalam upaya merealisasikan visi Indonesia di tahun 2012 sebagai Indonesia Connected, tahun 2014 sebagai Indonesia Informatif, tahun 2016 sebagai Indonesia Broadband dan tahun 2018 sebagai Indonesia Digital. Esensi dari program ICT Pura adalah tahap pemetaan data indikator TIK. Dalam tahap tersebut, Kementerian Kominfo melibatkan lebih dari 200 orang surveyor relawan yang mayoritas tergabung dalam Asosiasi Perguruan TInggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) dan dengan tim penilai yang sangat independen tanpa campur tangan dari Kementerian Kominfo.

 

 

Para surveyor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia tersebut melakukan pendampingan pemetaan terhadap 165 Kabupaten/Kota yang telah terpilih untuk diprioritaskan, dimana tingkat partisipasinya mencapai  96,97% dan berarti direspon cukup positif (160 Kabupaten/Kota meresponnya langsung) meski baru pertama kalinya diadakan. Sebagai apresiasi dan hasil penilaian ini, Kementerian Kominfo  memberikan penghargaan kepada beberapa Kabupaten/Kota dengan predikat Utama (yaitu Kabupaten/Kota yang telah siap dalam menghadapi era masyarakat digital dan mampu dalam bersaing), Madya (yaitu Kabupaten/Kota yang telah siap dalam menghadapi era masyarakat digital) dan Mula (dengan special achievement, yaitu Kabupaten/Kota yang dinilai memiliki potensi untuk segera menjadi kota yang siap dalam menghadapi era masyarakat digital). Pada daftar penerima penghargaan nampak ada beberapa data yang mengejutkan, namun memang secara obyektif faktual, yaitu yang pada dasarnya bukan daerah maju atau kota besar, namun pemahaman dan pemetaan ICT nya jauh di luar perkiraan. Dan demikian pula sebaliknya. Namun yang jelas sama tidak ada unsur politis dalam pertimbangan penilaiannya. Perlu dicatat, bahwa yang melakukan pemetaan ini adalah segenap pemangku kepentingan dari kabupaten/kota yang bersangkutan, yaitu pemerintah, industri, komunitas, akademisi, dan lain sebagainya. Karena pemetaan dilakukan dengan semangat dari, oleh dan untuk daerah tersebut, maka fungsi semangat lebih pada pendampingan agar proses pemetaan dapat berjalan dengan lancar.

 

 

Dalam sambutannya, Menteri Kominfo mengatakan, bahwa dalam salah satu kesepakatan World Summit on the Information Society (WSIS) antara lain dijelaskan bahwa membangun masyarakat informasi menuju masyarakat berbasis pengetahuan adalah cara penting untuk meningkatkan perekonomian dan kualiatas hidup masyarakat. Lebih lanjut disebutkannya: "Dengan segala optimisme dan kemampuan yang ada, kami merencanakan dan menginginkan terwujudnya masyarakat informatif pada tahun 2014, serta menjadi masyarakat berbasis pengetahuan pada tahun 2025."

 

 

Tifatul Sembiring juga mengatakan: "Harapan kami pengembangan infrastruktur ICT sebaiknya merupakan basis dari pengembangan infrastruktur seluruh bidang karena ICT menentukan masa depan sebuah bangsa pada masa kini dan mendatang. Pemahaman dan penguasaan ICT akan mempertegas posisi suatu bangsa dalam pola hubungan antar bangsa. Untuk mendorong itu semua memang tidak mudah, perlu dilakukan tekad, semangat dan political will Pemda setempat, kalau dikaitkan dengan pasar domestik, Indonesia juga memiliki potensi yang luas untuk di ekploitasi, dengan jumlah penduduk lebih dari 237 juta, serta adanya komitmen pemerintah untuk mengembangkan dan memanfaatkan ICT/TIK dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat, akan membuka peluang bagi sektor swasta untuk mengembangkan industri ICT serta berbagai macam layanan lainnya yang melibatkan pengguna ICT. Pemerintah akan terus mendorong industri ICT/TIK agar dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk mewujudkan itu semua, pemerintah tentu tidak akan bisa melakukannya sendiri, tanpa kerjasama yang sinergis dan kontribusi dari dunia usaha dan masyarakat termasuk Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota."

 

 

Kegiatan pemetaan di bidang ICT memang bukan merupakan hal baru di Indonesia. Berbagai lembaga pemerintah, swasta dan komunitas telah lebih dahulu diselenggarakan tentunya dengan aspek-aspek pemetaan yang bervariasi antara satu dengan yang lain, seperti misalnya PeGI (Pemeringkatan e-Government Indonesia yang diadakan oleh Kementerian Kominfo juga, kemudian Indikator TIK yang pernah diadakan oleh BPPT, lalu ada juga Indikator Ekonomi Berbasis Pengetahuan yang diadakan oleh Kantor Menteri Negara Ristek, selanjutnya ada juga TeSCA (TelkomSmart Campus Award) oleh PT Telkom bersama APTIKOM, selanjutnya Indonesia ICT Blue Print oleh APTIKOM dengan Kementerian Kominfo, juga ada INAICTA oleh Kementerian Kominfo serta juga yang sering diadakan oleh Warta Ekonomi dan juga SWA Media Group mengenai eâGov. Program ICT Pura tidak dimaksudkan sebagai duplikasi atau bahkan kompetisi, tetapi justru saling melengkapi dengan lingkup yang jauh lebih sempurna dan komprehensif, karena Kementerian Kom info melaksanakan program ICT Pura ini murni atas urgensi kebutuhan terhadap data-data indikator bidang TIK yang melekat pada pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga.

 

 

Sedangkan tahapan program ICT Pura ini  berupa kegiatan pemetaan entitas ICT Pura yang berlangsung pada tanggal 27 Oktober s/d. 21 November 2011, yang meliputi: training of trainers provinsi, pendampingan survey ke 165 Kabupaten / Kota, dan rekapitulasi data survey Kabupaten / Kota. Tahap berikutnya berupa penghitungan indeks ICT Pura, yang berlangsung pada tanggal 22 November s/d. 5 Desember 2011, yang meliputi: rekapitulasi data survey nasional, penghitungan indeks ICT Pura, penetapan penghargaan ICT Pura, dan penyusunan dokumen indeks ICT Pura. Adapun pemberian penghargaan ICT Pura berlangsung pada tanggal 5 Desember 2011 ini.

 

 

Penghargaan berikutnya adalah USO Award, yang diselenggarakan oleh BP3TI (Balai Penyedia, Pengelola, Pendanaan Telekomunikasi dan Informatika), yang meliputi:

1.  Lomba penulisan "Model Program Pemberdayaan Optimalisasi ICT Lintas Perguruan Tinggi" yang diikuti oleh kalangan akademik termasuk diantaranya para dosen dan mahasiswa.

2.  Lomba jurnalistik mengenai program Kewajiban Pelayanan Universal (KPU/USO) Telekomunikasi.

3.  Lomba penulisan proposal pemberdayaan ICT yang diikuti oleh Pemda. Panitia menerima 10 proposal dari Pemda Provinsi dan memperebutkan 5 hasil proposal terbaik.

4.  Pemilihan PLIK (Penyediaan Pusat Layanan Jasa Akses Internet Kecamatan) terbaik yang diikuti 97 pengelola PLIK. Masing-masing satu PLIK terbaik akan diberikan kepada setiap 32 provinsi yang ikut serta.

 

 

Keempat lomba tersebut bertujuan untuk memperkuat penyelenggaraan program-program USO secara nasional dan sekaligus juga menjadi cermin, tanggapan kritis  serta akan mampu menawarkan perubahan paradigma dalam mengoptimalkan program USO. Esensi pelaksanaan program USO adalah stimulus bagi para pemangku kepentingan untuk menggairahkan perluasan penyelenggaraan TIK, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya dipandang non-ekonomis. Program USO berfungsi sebagai pembuka jalan untuk memperkenalkan TIK kepada masyarakat setempat. Sifat dari penyediaan sarana telekomunikasi oleh BP3TI adalah infrastruktur dasar, sementara literasi masyarakat terhadap TIK merupakan sebuah proses pembelajaran jangka panjang. (humas Kominfo Gatot Dewa Broto)

Editor : suara-publik.com

suara-publik.com skyscraper