suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Ribuan Warga Blitar, Peringati Hari Lahirnya Pacasila Dengan Upacara Dan Grebek Budaya.

avatar suara-publik.com
suara-publik.com leaderboard

Herlina Melaporkan

Blitar (suara-publik.com) Gelora semangat nasionalisme kembali disuarakan dari Bumi Bung Karno Kota Blitar. Pemerintah dan ribuan masyarakat Kota Blitar menggelar Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Aloon-Aloon Kota Blitar, Kamis(31/5) malam.

Upacara budaya itu sendiri dikemas dalam dua bahasa, Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Sebagian pesertanya berbusana ala Soekarno(Soekarno Look), berpakaian adat, dan membawa gunungan.

Berbeda dengan daerah – daerah lain, peringatan hari lahir Pancasila di Kota Blitar dikemas melalui rangkaian kegiatan bernuansa budaya. Mulai dari bedholan pusaka yang membawa pusaka bernuansa Pancasila.

Dimulai dari Rumah Dinas Wali Kota menuju Kantor Wali Kota. Setelah diterima di Halaman Kantor Wali Kota juga dilaksanakan Tirakatan dan Mocopatan Pancasila.

Wakil Wali Kota Blitar Santoso menyampaikan dengan lahirnya Keputusan Presiden nomor 24 tahun 2016, saat ini tanggal 1 Juni telah diperingati secara nasional sebagai hari lahir pancasila.

Pemerintah pusat dan semua daerah merayakan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila melalui upacara. “ Akan tetapi, Kota Blitar tetap memiliki nilai yang istimewa dan berbeda dengan daerah-daerah lain karena hanya di Kota Blitar inilah sang penggali pancasila yaitu Bung Karno dimakamkan”, jelas Santoso.

Kota Blitar menurut Wawali memiliki makna istimewa karena memiliki sejarah erat dengan lahirnya keppres nomor 24 tahun 2016. Mengingat dari bumi bung Karno inilah kita mengusulkan sejak tahun 1998 agar tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir pancasila dan diperingati secara nasional.

“ Lewat perjuangan panjang, selama lebih dari 18 tahun kita rutin terus menyelenggarakan upacara grebeg Pancasila seperti ini, aspirasi masyarakat Kota Blitar, alhamdulillah dapat diterima”, tambah Santoso.

Tanggal 1 Juni 1945 adalah momentum bersejarah yang tidak boleh dilupakan, karena pada tanggal itulah Bung Karno di depan sidang BPUPKI menjawab masalah pokok yang menyangkut dasar negara Indonesia Merdeka. Kelima asas itu disebut Bung Karno sebagai Pancasila.

Setelah upacara masyarakat menikmati acara yang dinantikan yaitu kirab gunungan dan Festival Lentera. Dengan pernak – pernik lentera yang bernuansa Pancasila, lebih dari 45 peserta dari berbagai lembaga ikut memeriahkan pawai bernuansa kebangsaan itu. Rangkaian acara ditutup dengan Kenduri Pancasila di area Makam Bung Karno.

Editor : Redaksi

suara-publik.com skyscraper