suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Sinung Sudrajat Sebut, Acara Ruwatan Bagian Seni Budaya Sakral Tahunan di Bondowoso.

avatar suara-publik.com
Foto: Sinung Sudrajat, Pembina Dewan Kesenian Bondowoso.
Foto: Sinung Sudrajat, Pembina Dewan Kesenian Bondowoso.
suara-publik.com leaderboard

Laporan : Redaksi

BONDOWOSO ( suara-publik.com) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur bersama Bupati Bondowoso DRS KH Salwa Arifin juga di hadiri Forpimda dalam acara Ruwatan Budaya Megalitikum’ di Alun Alun Raden Bagus Asra, Sabtu,(1/12/2018) pukul 19.00.WIB.

Pembina Dewan Kesenian Bondowoso, Sinung Sudrajad usai acara memaparkan, salah satu potensi emas yang khas di Bondowoso dan jarang dimiliki oleh Daerah lain, khususnya di Jawa Timur adalah sebaran Kekayaan Megalitikum.

Kebudayaan megalitikum kata Sinung, adalah bentuk-bentuk praktik kebudayaan yang dicirikan oleh pelibatan monumen atau struktur yang tersusun dari batu-batu besar sebagai ciri sejarah Kota Bondowoso. “Inilah yang tidak pernah dimiliki oleh daerah lain di Jawa Timur,”kata Sinung Sudrajad.

Menurutnya, peninggalan Megalitikum di Kabupaten Bondowoso yang sudah terdata sampai dengan saat ini adalah1.215 titik, sebaran yang begitu luas. Potensi ini yang menjadikan layak ketika Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur akan menetapkan Bondowoso sebagai Kota Pusat Megalitikum.

“Keberadaan Megalitikum ini merupakan potensi yang luar biasa ketika kita mampu mengelola dengan baik, terlebih adanya peluang Bondowoso sebagai Kota Pusat Peninggalan Megalitikum,”kata politisi PDI Perjuangan ini.

Ditegaskan, dari sektor ini tentu pelestarian wajib tetap diutamakan, ketika Pemerintah bisa memanage dengan baik tidak menutup kemungkinan PAD akan meningkat. Diharapkan, potensi ini mampu menjadi daya tarik bagi masyarakat dari luar Bondowoso untuk datang berbondong bondong ke Bondowoso,"harapnya.

Namun perlu diingat, tambah Ketua FPDI Perjuangan ini, untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya sinergi lintas sektor, tidak bisa hanya Dinas Pendidikan Kebudayaan sendiri yg bekerja, perlu OPD OPD penopang dan penunjang lainnya, sepertin Dinas Pariwisata, Kominfo dan sebagainya.

“Jangan terburu buru untuk promosi ketika dirasa sektor internal kita belum siap, datangkan tenaga ahli yang memang fokus menangani obyek peninggalan Megalitikum, setelah itu baru ditentukan langkah selanjutnya dengan duduk bersama,"ujarnya.

Kendati demikian, tahapan-tahapan tersebut sudah dijalankan maka bisa menyongsong masa depan Bondowoso yang lebih baik tanpa meninggalkan sejarah masa silam. “Justru dari obyek sejarah itu yang menjadi pendukung peningkatan perekonomian masyarakat Bondowoso ke depan,"pungkasnya.

Editor : Redaksi

suara-publik.com skyscraper