suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Timses Sabar Resmi Laporkan DPS Yang Diduga Palsu Ke KPU.

avatar suara-publik.com
Tim IT Paslon Sabar saat menyerahkan data DPS ke KPU.
Tim IT Paslon Sabar saat menyerahkan data DPS ke KPU.
suara-publik.com leaderboard

Dilaporkan oleh : Mahfud Susyanto

BONDOWOSO, (suara-publik.com) - Tim Sukses (Timses) pemanangan Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Salwa-Bachtiar (Sabar) akhirnya memenuhi janjinya untuk melaporkan temuan puluhan ribu data pemilih sementara (DPS) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bondowoso. Senin, (2/4/2018). 

Hal itu ditegaskan Yulianto, dan sejumlah Timses Paslon Sabar telah melaporkan hasil temuannya ke KPU. Dan kedatangan Timses Sabar juga disambut dengan baik oleh komisioner KPU.

“Alhamdulillah, teman-teman Timses Sabar disambut dengan baik oleh Komisoner KPU, bahkan KPU sendiri merasa seneng saat Tim Cyber Teknologi Informasi Sabar memberikan data yang diduga palsu itu,”kata Yulianto. 

Kendati demikian, Yulianto berharap kepada KPU agar benar-benar melakukan pencocokan dan penelitian (Coklit) dengan baik, sehingga tidak ada lagi dugaan-dugaan yang mengarah kepada pemalsuan DPS.

“Tentunya, Timses Sabar sangat beharap kepada KPU agar dalam melakukan coklit DPS dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab,”harapnya. 

Yulianto menambahkan, jumlah DPS yang ditemukan, tim Cyber TI Sabar yang terindikasi palsu tidak sedikit. Sehingga data tersebut harus dikonfirmasikan kepada KPU maupun Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispenduk Capil) Kabupaten Bondowoso.

“Data terindikasi palsu itu terdiri dari data pemilih ganda dan invalid yang totalnya mencapai 56.616 orang. Jumlah ini tidak sedikit, imbuhnya. 

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Bondowoso, Hairul Anam, mengaku sangat senang dan mengapresiasi tim teknologi informasi Paslon Sabar yang merilis temuan data pemilih sementara diduga palsu yang mencapai 56.616 orang. Namun Hairul Anam menampik jika temuan data pemilih yang diduga palsu tersebut karena kesalahan proses pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih yang dilakukan petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) pada Februari 2018.

"Kalau misalkan indikasi data palsu itu benar adanya, itu bukan kesalahan kita, karena coklit yang kita lakukan berbasis data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat," katanya.(*)

Editor : Redaksi

suara-publik.com skyscraper