suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Dugaan Mark-up Seragam SD Gresik 2024 (3) Harga Kain Polyster Eceran Hanya Rp 35 Ribu?

Foto: Toko Lambang Jaya di Sidoarjo dan harga Kain Polyster 
Foto: Toko Lambang Jaya di Sidoarjo dan harga Kain Polyster 
suara-publik.com leaderboard

GRESIK, (suara-publik.com) – Sesaat setelah proyek pengadaan seragam sekolah di sejumlah Kabupaten/Kota tahun 2024 dilaksanakan, tim dari media online KORAN-K.com dan suara-publik.com melakukan validasi harga kain polyester di pasar ritel (eceran) di 3 kota berbeda.
Yakni, Jombang, Surabaya dan Sidoarjo.

Dari penelusuran, kain polyester eceran termurah ditemukan di toko Lambang Jaya, Jalan Majapahit Kabupaten Sidoarjo, yaitu Rp25.500 per lebar (engkok) 150 cm.

Harga ini berlaku untuk semua warna kain polyester. Termasuk warna seragam sekolah mulai putih, coklat muda, coklat tua, merah, hijau, dan biru. Semua ditarif Rp25.500 per engkok 150 cm.

Khusus untuk kain seragam sekolah bawahan, toko Lambang Jaya menyediakan pilihan di harga Rp27.000. Namun, itu bukan lagi kain polyester.

Berdasarkan ketentuan berlaku, kata pegiat LSM, yang disebut harga satuan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah harga inklud yang dibentuk dari beberapa variabel.

Yakni, harga barang (kain polyester), ditambah pajak 11 persen, ditambah keuntungan 15 persen, serta ditambah biaya lain-lain (ongkir dan packing) sebesar 10 persen.

Maka, tegasnya, jika merujuk harga eceran kain di toko Lambang Jaya Sidoarjo, akan ditemukan bahwa harga satuan kain polyester tahun 2024 berada dikisaran Rp35 ribu per engkok 150 cm.

Angka tersebut diperoleh dari harga kain yaitu Rp25.500, ditambah pajak 11 persen Rp2.805, ditambah keuntungan 15 persen Rp3.825, serta biaya lain-lain (packing dan ongkir) 10 persen Rp2.550.

Dengan demikian, harga satuan kain polyster adalah Rp 34.680 atau dibulatkan menjadi Rp 35.000 per engkok 150 cm.

Kenapa tarif ini dijadikan patokan? Karena pada tayangan katalog, spesifikasi produk hanya disebutkan kain polyester, bukan polyester jenis tertentu.

Tarif Rp35.000 per engkok 150 cm itu, tutur pegiat LSM, diyakini menjadi yang paling mahal karena variabel harga didasarkan pada standar eceran.

Sementara, sambungnya, kain yang dibeli CV Menara Mas Kita, CV Pelita Bersama Mandiri, dan CV Intan Jaya Sekti, dipastikan lebih murah karena dibeli langsung dari pabrik.

Kepastian soal itu, tegasnya, bisa dilihat dari dukungan pabrikasi yang diterbitkan pabrik kain terbesar di Bandung yaitu PT Sipatex Putri Lestari.

Hanya, berapa sebenarnya selisih harga kain eceran dan pabrik, sejauh ini informasi soal itu belum dikantongi.

“Lagi pula mana bisa toko eceran melayani dalam jumlah besar? Maka cukup masuk akal jika para pemenang paket membeli kain langsung dari pabrik," sergahnya.

Lalu, kenapa Dinas Pendidikan Gresik mematok harga kain polyester paket atasan dan bawahan sebesar Rp130.000? Apa dasar PPK menetapkan harga kain sebesar itu?

Sebelum PPK membeber argumen, tegas pegiat LSM, pertanyaan ini layak dilontarkan untuk memastikan bahwa penetapan harga kain oleh PPK sudah terhindar dari dugaan mark-up harga.

“Saya kira PPK harus menjelaskan ke publik soal keputusannya mematok harga kain polyester diangka Rp130 ribu. Sebab, keputusan ini memicu dugaan mark-up harga hampir separo dari nilai kontrak paket," tegasnya. (Dre)

Editor : suarapublik

DKP Harkitnas