GRESIK, (Suara Publik)- Bertempat di Aula Sarja Arya Racana Lt.III Polres Gresik telah dilaksanakan kegiatan Video Conference "Pencanangan Santri Bermasker Jawa Timur" secara serentak di wilayah jawa timur bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa.
Hadir dalam acara vidcon tersebut Kapolres Gresik AKBP ARIEF FITRIANTO, SH, S.IK, M.M., Dandim 0817 Gresik LETKOL INF. TAUFIK ISMAIL, KH. MANSOER SHODIQ (Ketua MUI Gresik), Sdr. MARKUS (KA Kemenag Gresik), Sdri. Dra. LAILATUS SADI'AH (Asisten II Bupati Gresik), Sdr. KH. TAUFIQULLAH AHMADI (Ketua PD Muhammadiyah Gresik), Sdr. KH. ALAUDIN (Ponpes Qomarudin Bungah - Gresik) beserta Santri., Sdr. KH. M. HILALUDIN (Ponpes Mambaus Sholikhin Manyar - Gresik), Sdr. ANHARUL MAHFUDZ (Sekretaris PCNU Gresik), PJU Polres dan Perwakilan Santri.
Dalam sambutannya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa mengatakan bahwa ingin memanggil kembali memori warga bangsa, terutama Jawa Timur.
Yang lebih spesifik adalah penguatan bermasker tetap bisa menjadi bagian dari pelaksanaan disiplin protokol kesehatan.
"Hari ini yang dilakukan adalah kembali pada gerakan bermasker untuk para santri, karena memang di Jawa Timur ini pesantren-pesantren dengan jumlah santri ribuan itu cukup besar dan cukup banyak.
Dan kegiatan di pesantren banyak hal yang terus terkawal protokol kesehatannya, terutama bagimana bermasker dengan benar dan menjaga jarak serta mencuci tangan, 3M bahkan sekarang 5M, ini menjadi bagian yang kita konsolidasikan berseiring dengan proses vaksinasi," Papar GGubernurJatim, Khofifah Indar Parawansa.
Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto mengatakan, sesuai arahan Gubernur dan Kapolda Jatim, pencanangan Santri Bermasker ini merupakan bagian penting dalam ikhtiar menghadapi wabah covid-19.
Ini menjadi langkah antisipasi kluster baru di lingkungan pondok pesantren. "Hari ini kita laksanakan secara simbolis. Namun ke depan harapannya dapat diterapkan sungguh-sungguh di lingkungan pesantren," tegas Alumnus Akpol 2001 itu.
Program Santri Bermasker ini juga menjadi wujud perhatian pemerintah dalam memerhatikan kondisi masyarakat. Tidak terkecuali kalangan kyai, ulama dan santri yang notabene menetap di satu wilayah tertentu secara bersamaan.
"Penggunaan masker dan disiplin protokol kesehatan di lingkungan santri merupakan bentuk ikhtiar bersama," imbuhnya.
Untuk itu, program ini tidak akan berjalan optimal ketika kalangan pesantren dan tokoh agama tidak satu tujuan. Al hasil, perlu kesadaran dari semua pihak agar dapat memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Di antaranya disiplin protokol kesehatan 5M selama di pondok. "Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas," pungkas mantan Kapolres Ponorogo.
Sebagai dukungan, dalam kesempatan tersebut Kapolres Gresik dan Dandim Gresik memberikan sejumlah masker gratis. Masker tersebut diberikan kepada Ponpes Mambaus Sholihin Manyar dan Ponpes Qomaruddin Bungah.(imam)
Editor : Redaksi