suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Dinilai Tak Layak Jadi Pemimpin, Aktivis Catat Beberapa Raport Merah Bupati Sampang

avatar suara-publik.com
Dirgahayu RI ke 79 SMKS Ketintang

 

SAMPANG, (suarapublik.com) - Anam Sakti aktivis Laskar Anti Korupsi Indonesia menilai, H Slamet Junaidi tidak layak memimpin Kabupaten Sampang yang akan datang.

Anam telah mencatat beberapa raport merah Bupati Sampang. Ia menfungkapkan Bahwa kepemimpinan bupati di masa akhir jabatannya, sangat arogan. Pasalnya, banyak pejabat dilempar hanya gara-gara masalah sepeleh.

Pertama, Anam menyebutkan, di awal kemempimpinan Bupati Sampang, bahwa Slamet Junaidi bertindak arogan kepada salah satu Camat di Banyuates.

"Bang Dodi Bupati Sampang itu kok gaya kepemimpinannya semakin hari semakin arogan ya. Kalau bawahannya tidak patuh langsung lempar sana dan juga lempar sini," kata Anam. 

Dulu pertama awal-awal Bupati Sampang menjabat, Dia langsung mencopot jabatan Camat Banyuates, Jauhari Candra. "Hanya gara-gara tiang bendera, terus eselon jabatannya juga di turunkan," kata Anam, Jum'at, (08/12/2023).

Dalam catatan Anam yang kedua, bahwa Bupati Sampang tiba-tiba mengganti Pj Kades Tamberu Barat, Muhammad Haris.

"Kedua mengganti Pj Kades Tamberu Barat, Muhammad Haris. Hanya gara-gara tidak mau menandatangani berkas rencana tukar guling SDN 1 Tamberu Barat. Eselon jabatannya juga diturunkan. Otomatis gajinya juga berkurang, kenapa waktu itu Pak Haris tidak tanda tangan ?Karena beliau ditekan masyarakat, supaya tidak terjadi tukar guling," terang Anam.

Sedangkan catatan ke tiga, Bupati Sampang juga memutasi H. Suja'i sebelumnya staf Trantib Kecamatan Robatal. Kini di mutasi di Kecamatan Sreseh.

Dirgahayu RI CV Multi Karya

"H Suja'i staff Trantib Kecamatan Robatal. Kini dimutasi ke Kecamatan Sreseh. Kasian sekali, rumahnya di Tobai Barat. Harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam, itu permasalahannya indikasi politik desa, padahal dulu keluarga H Suja'i mendukung pasangan Jihad. Kalau Pak Suja'i-nya netral karena ASN," ucap Anam.

Anam juga mengungkapkan catatan merah Bupati Sampang yang keempat. Bupati Sampang memutasi Pejabat Satpol PP Sampang ke Kecamatan Banyuates. Hanya gara-gara pemilihan Ketua PSSI.

"Pak Junaidi sebelumnya memiliki jabatan di Satpol PP Sampang. Ternyata dimutasi ke Banyuates sebagai staff pengolah data. Itu gara-gara terindikasi tidak memilih jagoannya dalam pemilihan ketua PSSI Sampang, kok tega sekali ya, seharusnya ada pembinaan terlebih dahulu. Jangan asal lempar," ucap Anam.

Anam pun juga mencatat beberapa pembangunan di Sampang. Bahwa Bupati Sampang belum menuntaskan beberapa jalan poros.

"Dulu janji politik Bupati Sampang akan menuntaskan jalan poros Kabupaten. Seperti Kedungdung - Bringkoneng dan juga Tambelengan - Banyuates. Ternyata ke dua jalan poros tersebut di masa akhir jabatan Bupati Sampang belum tuntas. Dengan alasan dana direfocussing akibat COVID-19, malah membangun Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang tidak tertuang dijanji politik," ujar Anam.

Terakhir Anam menegaskan, jika gaya kepemimpinan Bupati Sampang seperti itu, tidak bisa berubah. Maka tidak layak memimpin Sampang yang akan datang.

"Jika gaya kepemimpinan Bang Dodi seperti itu. Maka kami menilai tidak layak memimpin Sampang yang akan datang pada tahun 2024, karena beberapa cacatan yang kami ungkapkan. Akan menjadi sejarah yang sangat pahit, karena pemimpin yang menjadi idaman rakyat itu humanis dan lemah lembut. Bukan dengan gaya diktator zaman orde baru," tegas Anam. (Lex)

Editor : Redaksi

suara-publik.com skyscraper