suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Temuan BNNK Surabaya, Seorang Ibu Ajak Nyabu Putri nya Yang Pelajar SMP.

avatar suara-publik.com
suara-publik.com leaderboard

Laporan Tom. 

SURABAYA Suara Publik. Peredaran  narkoba sudah merajalela. Kini peredarannya sudah masuk ke lingkungan yang paling kecil yakni keluarga. 

Temuan itulah yang berhasil diungkap oleh Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Kota Surabaya. Satu keluarga yang tinggal di Jalan Keputran Kejambon II terlibat jaringan sabu-sabu (SS) yang dikendalikan dari napi yang mendekam di lembaga pemasyarakatan (lapas). 

Kasus tersebut terkuak, setelah petugas BNNK gencar melakukan sosialiasi bahaya narkoba, khususnya di sekolah-sekolah. Saat melakukan sosialisasi di salah satu sekolah SMP di Surabaya, petugas mendapati tiga siswi positif mengkonsumsi narkoba. Hal itu terbukti dari hasil tes urine mereka.

“Setelah itu, kami mendatangi rumah dan menemui orang tua ketiga siswi tersebut. Kami menjelaskan tentang adanya dugaan penyalah gunaan narkoba tersebut,” ungkap Kepala BNNK Kota Surabaya AKBP Suparti, Senin (29/1). 

Suparti mengatakan, dari tiga siswi tersebut ada salah satu siswi yang berasal dari keluarga broken home. Sebut saja Gadis. Ternyata setelah pihaknya mendalami keluarga Gadis, petugas mendapati jika ia sering diajak mengisap narkoba jenis SS oleh ibunya. “Ibu Gadis ini juga seorang pecandu (NN, Red). Kemudian kami kembangkan lagi, jika SS tersebut diperoleh dari kakaknya,” imbuhnya.

Dia mengatakan berdasarkan keterangan dari Gadis tersebut, pihaknya berhasil menangkap Zendy Setiawan, 31, warga Jalan Keputran Kejambon II-72. Zendy merupakan kakak dari Gadis dan anak dari NN. 

Setelah dikembangkan kembali, petugas mengamankan Galih Pramono,23, warga Jalan Keputran Kejambon II yang tinggal di Jalan Pakis Tirtosari 18 A, Surabaya yang tidak lain adalah keponakan Zendy.

“Keduanya kami tangkap pada waktu yang sama yakni Kamis (25/1). Namun lokasi penangkap di tempat tinggal masing-masing,” ungkap. Kedua pemuda tersebut ditangkap lantaran menjadi pengedar SS yang biasa mengedarkannya di sejumlah kawasan di Surabaya. Termasuk SS yang digunakan oleh NN dan Gadis.

Dari penangkapan kedua tersangka ini, petugas mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya, 19 poket SS dengan berat 23,84 gram, timbangan elektrik dan bukti transaksi narkoba serta sejumlah uang hasil transaksi yakni Rp 140 ribu.

“Kedua tersangka berperan sebagai pengedar SS tersebut,” terangnya. 

Setelah diamankan, petugas memeriksa kedua tersangka tersebut. Khususnya terkait asal-usul SS yang mereka edarkan. Pengakuan mereka cukup mencengangkan, sebab mereka mengaku SS tersebut di peroleh dari paman mereka DD (DPO).

“Kami masih mengejar pelaku yang memasok SS tersebut, kami masih sudah kantongi identitasnya,” papar mantan Kasubag Humas Polrestabes Surabaya ini. 

Perwira dengan tiga melati di pundaknya ini juga mengatakan, jaringan narkoba yang dijalankan oleh satu keluarga ini memang cukup besar. Sebab sekali meranjau, belasan SS siap dikirimkan.

Ternyata setelah digali lebih dalam, peredaran SS tersebut diotaki oleh seorang napi di lapas. “Kami akan akan dalami sampai ke sana, (lapas,red). Namun kami masif fokus menangkap DD,” tandasnya. 

Saat diperiksa, Zendy dan Galih sudah lama menjadi pengedar SS. Bisnis tersebut dikenalkan oleh paman mereka DD. Selain menjadi pengedar, mereka juga sebagai pemakai. Kebiasan keduanya lantas menular ke NN dan Gadis yang saat itu dilanda masalah keluarga.

“Ibu dan adik sering meminta bagian sedikit dari SS yang saya edarkan,” ungkap Zendy. 

Pria yang bekerja sebagai polisi cepek ini juga mengatakan selama ini dirinya hanya dibayar oleh DD setelah mengantarkan SS tersebut kepada pelanggan. Namun, dia tidak tahu siapa pelanggan tersebut. Sebab data pelanggan semuanya dikendalikan oleh pamannya. “Saya hanya bertugas mengantarkan saja,” dalihnya

Editor : Redaksi

Puasa Disbudpar