suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Wahyu T H, Honorer PUPR Salah Satu Pegawai Yang Dibawa ke Jakarta Oleh KPK.

avatar suara-publik.com
Foto atas: Wahyu T H terlihat Parlente. Bawah: Terlihat Kusut saat dibawa KPK ke Jakarta.
Foto atas: Wahyu T H terlihat Parlente. Bawah: Terlihat Kusut saat dibawa KPK ke Jakarta.
suara-publik.com leaderboard

Laporan: Iwan Dayat. 

Pasuruan, suara-publik.com - Keempat orang dari tujuh orang yang diperiksa KPK digelandang KPK ke Jakarta yakni pegawai honorer Dinas PUPR Wahyu Tri Hardianto (Encus), Walikota Pasuruan Setiyono, PLH Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ir.Dwi Fitri Nurcahyo MT dan seorang kontraktor yang bernama Muhdor setelah terkena operasi tangkap tangan di kota Pasuruan, Kamis(4/10).

Meskipun berstatus pegawai honorer, Wahyu dikenal memiliki gaya hidup parlente dan kerap kali dipamerkanya dalam sosial media. Wahyu menjadi orang kepercayaan Dwi Fitri yang menjabat PLH kepala Dinas PUPR menggantikan M.Agus Fajar yang cuti karena sakit asam urat akut.

100%100%

"Dia memang bukan PNS tapi dikenal sebagai pemain proyek yang dikenal dekat dengan kepala Dinas maupun Walikota, " Ujar teman Wahyu. Dari penelusuran suara publik lewat akun facebook Wahyu Encuz memang kerap kali memamerkan gaya hidup yang mewah dengan dua mobil dan sering kali berlibur ke luar kota dengan belanjaan barang mewah di pusat perbelanjaan.

"Kalau dia kontraktor kami ngak heran dengan gaya hidupnya, Lah dia cuma pegawai honorer mungkin karena bekerja di lahan basah dan menjadi orang kepercayaan dia bisa seperti itu, " Kata nara sumber yang namanya enggan untuk dipublikasikan. 

Dwi bersama Wahyu dikabarkan ditangkap KPK di rumah dinas Walikota Pasuruan pada kamis pagi,(4/10) dengan kelima orang lainya termasuk Walikota Setiyono bersama rekanan bernama Muhdor. Keempat orang diperiksa lanjutan di markas KPK di Jalan HR Rasuna Said Jakarta setelah menjalani pemeriksaan selama 11 jam di ruangan lantai 2 polres Pasuruan. 

Dari tangan tersangka KPK berhasil mengamankan uang tunai sebesar 120 juta rupiah dan beberapa alat pembayaran dan rekening seperti hal nya yang dijelaskan oleh juru bicara KPK Feby kepada para wartawan, (dyt).

Editor : Redaksi

suara-publik.com skyscraper