Laporan : Mahfud Susyanto
BONDOWOSO, (Suara-Publik) - Menjelang 100 hari masa kepemimpinan Bupati Bondowoso KH. Salwa Arifin, belum tampak konsep pembangunan yang mengarah pada sebuah perubahan seperti yang diharapkan sebagian besar masyarakat Bondowoso sekaligus sebagai pembeda dari pemerintahan sebelumnya.
Bahkan yang tersaji ke publik bukan prestasi kerja tapi kegaduhan politik. Dalam hal ini Bupati gagal mengelola dinamika politik dalam pemerintahannya.
Hal itu ditegaskan Ramli Arul, salah satu pemerhati kebijakan publik Bondowoso, bahwa apa yang dilakukan oleh pemeritah sekarang merupakan kegagalan Bupati mengelola dinamika politik, hal tersebut bisa berdampak pada tidak akan terwjudnya pembangunan yang pro rakyat kecil.
Menurutnya, jika pembangunan pro rakyat kecil tidak terwujud tentunya bupati bisa dianggap menghianati perjuangan pendukungnya yang sebagian besar rakyat kecil. “Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kemenangan KH. Salwa Arifin dalam kontestasi pilkada 2018 kemarin tak lepas dari derasnya dukungan rakyat kecil yang jenuh dengan situasi dan merindukan perubahan, sehingga sekan-akan menjadi fenomena yang anomali dalam pilkada di Indonesia, dimana logistik kontestasi pilkada bersumber dari rakyat kecil,”kata Ramli.
Dia menegaskan, kegaduhan politik yang terjadi akhir-akhir ini sekan-akan menjadi pembenar terkait isu yang berkembang dan dikembangkan bahwa KH. Salwa Arifin tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk memimpin dan mengelola pemerintahan.
Masih kata Ramli, barangkali sosok KH. Salwa Arifin sebagai sosok pemimpin yang jujur memang sampai hari ini tidak terbantahkan, tapi pemimpin tidak cukup bermodalkan jujur, pemimpin juga harus memiliki kemampuan.
Hal ini sama seperti yang disampaikan oleh KH Afifuddin Muhajir Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo dalam acara konsolidasi pemenangan paslon SABAR di Posko Rajawali Prajekan.
Pada acara tersebut ada audiens yang menanyakan tentang “kriteria seorang pemimpin”, KH Afifuddin menjawab “Menurut Al-Qur’an Kriteria seorang pemimpin ada dua yaitu Jujur dan Mampu”. “Tapi yang terjadi selama ini, hanya polemik dan kegaduhan yang ditampakkan, sehingga visi dan misi terkesan dikesampingkan, dan hanya acara seremonial, sementara substansi arah pembangunan masih remang-remang,”ujarnya.
Kendati demikian, ia tetap berharap kepada Bupati agar dapat membuktikan janji kampanyenya, yang setiap saat disampaikan kepada para pendukungnya. Sebab, pergantian kepemimpinan diharapkan juga mampu membawa perubahan Bondowoso yang lebih baik.
“Jangan sampai turun berada dilevel kepemimpinan Bupati yang sebelumnya, karena sebagaimana janjinya, masyarakat diminta untuk mengawal selama 5 tahun kedepan,”imbuhnya.
Editor : Redaksi