SURABAYA (Suara Publik)-Kegiatan mewujudkan Jawa Timur (Jatim) harmoni melalui jalin kemitraan untuk meningkatkan peran Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam pembangunan di Jatim diselenggarakan pada Jumat, 11-12 Desember 2020.
Acara yang dihadiri 115 peserta dari berbagai kabupaten kota tersebut, berlangsung di Hotel Savana Malang dengan mematuhi protokol kesehatan.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa & Politik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim yang diwakili Sapto Wibowo SH, MH menyampaikan, hendaknya organisasi kemasyarakatan menjadi mitra Pemerintah, baik dalam bidang sosial, ekonomi, bidang sosial. Drs. Ec. Jonathan Judianto, MMT., selaku Kepala Bakesbangpol Jatim sendiri, berhalangan karena mendampingi Gubernur Khofifah yang saat itu menerima penghargaan sebagai propinsi terbaikTim Terpadu Penanganan Konflik Sosial, (11/12/2020).
Suasana hangat penuh keakraban terlihat saat diskusi panel berlangsung dengan menghadirkan tiga narasumber, yaitu Dr. Hadi Sulistyo M.Si (Pakar Kebijakan Publik), Dr. Lia Istifhama (22 tokoh muda inspiratif Jatim) dan Gus Yusuf Hidayat (Barisan Gus dan Santri Jatim).
Pada momentum tersebut, Hadi Sulistyo mengingatkan, peran ormas seyogyanya menjadi ormas yang konstruktif, bukan destruktif. Ormas yang konstruktif adalah yang membangun, bukan sebaliknya. Dengan begitu, relasi yang baik harus dibangun antara Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan pemerintah. Sedangkan regulasi dibuat agar kegiatan LSM berjalan kondusif dan diharapkan dapat turut menyokong berhasilnya pembangunan.
Ning Lia yang juga Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perempuan Tani HKTI Jatim, menjelaskan bahwa ada hubungan sinergitas dalam bangunan segitiga, yaitu Masyarakat-LSM-Pemerintah.
“Ketiganya jika membangun sinergi dan kolaborasi yang baik, maka fungsi aspirasi dan partisipasi pun akan berjalan dengan seimbang. Apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, menjadi referensi penting terbentuknya kebijakan yang sesuai dengan fakta lapangan”. Dikatakan pula, "Seperti yang telah Bunda Khofifah sampaikan di dalam media massa, bahwa untuk mewujudkan Jatim Harmoni, harus banyak mendengar dari berbagai elemen masyarakat," tutur Lia dalam paparannya.
Lanjut Lia, Jatim Harmoni dalam Nawa Bhakti Satya adalah menjaga harmoni sosial dan alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup, yaitu dengan mendorong pembangunan di bidang pariwisata yang partisipatif, integrasi museum, perpustakaan daerah dan galeri seni, serta memperbanyak dialog internal dan antar umat beragama.
Melalui organisasi yang dipimpinnya yaitu Perempuan Tani HKTI Jatim, Dr Lia Istifhama ingin mewujudkan bahwasanya kaum perempuan punya peran membangun Jawa Timur melalui penguatan sisi humanisme, social solidarity, dan menjadi inspiring woman bagi lingkungan sosialnya.
"Peran bisa diwujudkan sebagai seorang pemimpin, seorang praktisi, maupun seorang teoretis. Dengan begitu, teori-teori penting untuk dipahami dalam praktek organisasi," pungkasnya dalam acara yang dimoderatori oleh Umi Musya’adah, wakil sekretaris DPP PTHKTI Jatim. (imam/ abon)
Editor : Redaksi