Gresik, suara-publik.com - Di tengah gencarnya pemerintah mengedukasi masyarakat untuk disiplin dalam penerapan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai virus korona di negeri ini.
Hal itu berbanding terbalik dengan giat Edu Wisata Lontar Sewu, Desa Hendrosari Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, setiap hari ratusan masa dengan bebasnya bergerombol tanpa memperhatikan jarak bahkan beberapa ditemukan tidak bermasker, tak satupun anggota Satgas Covid-19 wilayah setempat terlihat di area wisata.
Saat dikonfirmasi, Bupati Gresik Gus Yani menegaskan tidak ada pelonggaran protokol kesehatan di Kabupaten Gresik. Karena korona masih ada. "Tidak ada kelonggaran protokol kesehatan di Kabupaten Gresik," tegas Bupati Gresik, Senin (4/5).
Yani melanjutkan bahwa Pemkab Gresik tidak pernah main-main dalam penegakan protokol kesehatan. Dia mencontohkan seperti kegiatan operasi yustisi maupun pembagian masker yang rutin dilaksanakan oleh Jajaran Forkopimda Kabupaten Gresik.
"Kami selalu menggencarkan giat operasi yustisi tentang prokes dan pembagian masker dalam upaya peningkatan disiplin prokes terutama penggunaan masker bersama tiga pilar dalam pemantauan PPKM berbasis mikro di GKB Desa Sukomulyo," terangnya.
"Pengetatan kendaraan pemudik di perbatasan Lamongan (Mantub) - Gresik (Balongpanggang) juga telah kita lakukan. Jadi sekali lagi saya tegaskan tidak ada kelonggaran prokes di wilayah Pemkab Gresik," tandas Yani.
Sementara itu, Camat Menganti Sujarto saat di konfirmasi melalui WhatsApp pribadinya, melalui chat, bentuk konfirmasi melalui chat dari wartawan hanya di buka saja, dan terkesan membiarkan.
Ketua LSM LEDAK Gresik, Imam Syafi'i menegaskan akan melaporkan hal ini ke Satgas Covid Provinsi maupun pusat agar ada tindak lanjut dan solusi, "Kan ada undang-undang kerumunan orang, ini menyangkut panitia Edu Wisata lontar sewu yang nampaknya belum siap dalam penegakkan prokes, hasilnya kami temui beberapa pengunjung tidak bermasker, mereka bergerombol tanpa jarak," ungkap(imam)
Editor : Redaksi