MALANG, Suara Publik - Kelompok Tani Kedungrejo Pujon bersama e-Pasar melakukan sosialisasi ke pasar-pasar tradisional yang berada di tengah kota Malang.
Empat pasar yang mereka sambangi antara lain Pasar Mergan, Pasar Kasin, Pasar Bareng, Pasar Oro-oro Dowo, dan berakhir di Pasar Tawangmangu Kota Malang. Pada Sabtu-Minggu (5-6 Juni 2021) dengan membawa beberapa hasil panen.
Kelompok Tani Kedungrejo bermaksud menjalin silaturahmi berjumpa pejabat Kepala UPT Pasar dan jajarannya, serta para pedagang sayuran setempat.
Dalam kesempatan itu kelompok tani membawa hasil panennya antara lain wortel, kentang, manisah hijau, sawi putih, kol, brokoli, kubis, bawang prei, seledri, cabe rawit, dan lain-lain.
Pengelola Pasar Mergan, Suwarto menyambut baik kegiatan tersebut. “Kedatangan kelompok tani dari Pujon ini sangat membantu pedagang”, ucapnya.
Dengan kedatangan kelompok tani selaku produsen sayur-mayur yang dikonsumsi penduduk Kota Malang, pedagang dimudahkan dari sisi pemenuhan stok dagangan dengan kondisi barang yang sangat segar, dan biaya transport yang lebih murah.
“Hal ini dirasa sangat menghemat waktu dan transportasi, juga tidak perlu harus mendatangi tempat lain dikarenakan sudah dibantu pembeliannya dengan sebuah aplikasi e-Pasar”, ungkapnya.
Kehadiran e-Pasar Malang akan membangun tradisi transparansi harga di pasar tradisional, ungkap Kepala UPT Pasar Mergan, Suwarto.
Kehadirannya membuat aktifitas belanja ebih fleksibel dan efisien, sehingga mengurangi biaya pencarian dan transaksi.
Menurutnya, e-Pasar menyediakan banyak kesempatan untuk menjual secara langsung ke pembeli tanpa harus melalui rantai distribusi yang panjang dan kurang efisien.
Rudy Atmoko selaku wakil dari Kelompok Tani Kedungrejo menyampaikan terimakasih atas sambutan antusias dari pedagang di pasar dan para pejabat pengelola pasar di Kota Malang.
“Hari ini kami membawa komoditas pertanian dalam jumlah kecil karena sifatnya merupakan perkenalan, dalam rangka menjalin hubungan ekonomis yang baik antara kelompok tani selaku produsen, dan pedagang di pasar selaku penyalur produk pertanian ke tangan konsumen”, ungkap Rudy.
“Produk-produk pertanian sering menjadi korban manipulasi harga, terutama di sisi penyaluran produknya. Sehingga, kesenjangan harga yang luar biasa sering terjadi di pasar komoditas ini”, jelas Dicky Sulaiman, Wakil Ketua bidang Perdagangan dan Distribusi KADIN Kota Malang.
Selaku inisiator peluncuran aplikasi e-Pasar, pihaknya berkepentingan memfasilitasi produsen untuk mendapatkan harga yang baik, dan juga tidak membebani konsumen dengan komponen harga pokok yang melebihi kewajaran.
Di sisi lain, e-Pasar yang saat ini dikenal sebagai aplikasi belanja B2C (business to customer), juga mulai merambah memfasilitasi B2B (business to business) untuk berkontribusi menjaga stabilitas harga di pasar.(email)
Editor : Redaksi