GRESIK, suara-publik.com - Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto, SH, SIK, MM bersama Forkopimda menggelar rapat koordinasi antisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Aula Mandala Bhakti Praja Pemkab Gresik, Rabu (16/6/2021). Dihadiri Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani, SE, Dandim 0817 Letkol. Inf. Taufik Ismail, S.Sos, M.Pol, Ketua DPRD Moch. Abdul Qodir, Kepala Kejari Gresik Heru Winoto. Juga Kadinkes Gresik drg. Saifudin Ghozali, Sekda Abimanyu, Asisten III Setda Tursilowanto Hariogi, Kepala Kemenag Gresik Markus, Kasat Pol PP Kabupaten Gresik Abu Hasan serta Forkopimcam jajaran.
Kadinkes Gresik membeberkan update terkait angka Covid-19 di Gresik saat ini adalah 2,39 % dari sebelumnya 2,34 %. Diketahui Kota Santri dikepung beberapa wilayah mengalami lonjakan yakni Surabaya, Madura dan Bangkalan. Sedangkan di Bor ICU kita sudah mencapai 41,67 %, angka tersebut di dapat dari aplikasi situs Online yang ada di Rumah Sakit.
Ia menambahkan, bahwa peningkatan kasus Covid-19 di Gresik ditengarai kejenuhan masyarakat mematuhi Protokol kesehatan. Pendistribusian Vaksinasi saat ini menduduki rangking 5. Dimana sebelumnya Gresik berada di urutan ke-16.
"Kegiatan Vaksinasi di wilayah terbanyak dilakukan Kecamatan Duduksampeyan, disusul Kedamean, Bungah, Kebomas dan Kecamatan Benjeng. Sedangkan Terendah Kecamatan Cerme dan Wringinanom." bebernya.
Sementara itu Bupati Gresik Gus Yani menyebut Pandemi Covid-19 belum berakhir. Namun masyarakat sudah ada kejenuhan dan masih banyak masyarakat yang belum menerapkan Prokes.
"Sosialisasi disiplin prokes melalui 3 pilar harus ditingkatkan kembali. Untuk menekan laju Covid-19 di Gresik." tegasnya.
Antisipasi mobilitas tinggi. Diantaranya pengetatan di pesisir Gresik. Mulai dari Mengare, Bungah hingga pesisir Lumpur dan Kroman.
Disaat Surabaya melakukan penyekatan, dimungkinkan mobilitas warga Madura melewati jalur laut. Harus dilakukan pengetatan Gus Yani meminta peran Kepala Desa, diharapkan lebih pro aktif terhadap masyarakat sekitar.
Contohnya diwilayah Cerme Adanya klaster hajatan. Bupati akan mengevaluasi tempat wisata yang di Gresik, untuk mengantisipasi kenaikan Covid-19. Pemahaman harus benar-benar satu suara.
Mengingat di daerah trend Positif Covid 19 cukup tinggi. "PPKM Mikro harus terus ditingkatkan kembali. Kalau ada wilayahnya ada salah satu positif Covid-19 harus dilock down atau isolasi mandiri." tandasnya.
Terkait pemulangan pekerja migran Indonesia (PMI), harus manifes kedatangan. Dikhawatirkan ada yang tidak terpantau kepulangannya. Terkait pendidikan tatap muka, sekolah-sekolah harus selalu di pantau terkait penerapan Prokes.
Apabila ada sekolah ada yang tidak menerapkan prokes agar sementara sekolah tersebut ditutup sementara waktu." pungkasnya.
Senada, Dandim 0817 menyampaikan bahwa saat ini sedang dilaksanakan PPKM mikro yang ke-10. Namun angka Covid-19 di Gresik masih cukup tinggi. "PPKM mikro sudah dilaksanakan. namun, belum maksimal.
Dalam kegiatan tersebut ada beberapa kegiatan yaitu pencegahan, penanganan, pembinaan dan pendukung." terangnya.
Dandim menambahkan, bahwa kesadaran masyarakat saat ini menurun. Dimungkinkan adanya stigma dikarenakan mereka sudah divaksin. "Babinsa dan Bhabinkamtibmas agar dilapangan memberikan himbauan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan." tukasnya.
Sementara Kapolres Gresik mengatakan, kita bersama-sama harus satu suara. "Covid-19 saat ini ada varian baru, dan dibeberapa wilayah sudah terkena carian tersebut." jelas AKBP Arief.
Alumni Akpol 2001 itu menekankan untuk menggalakan kembali sosialisasi prokes di wilayah masing-masing. Ops Yustisi lebih ditingkat, mengingat kegiatan itu saat Ini mengalami penurunan dari segi kuantitas maupun kualitas.
"Para Kapolsek dan Danramil akan kita kejar terkait Vaksinasi terhadap masyarakat. Berikan penjelasan kepada masyarakat bahwa Vaksin Covid-19 aman." tuturnya.
Diharapkan Gejos digunakan lagi untuk tempat isolasi mandiri. Sedangkan untuk menampung kedatangan PMI agar dipikirkan kembali. (imam)
Editor : Redaksi