JOMBANG, suara-publik.com - Proyek Belanja Modal Taman (revitalisasi alon-alon Kabupaten Jombang) memasuki babak baru. Setelah sempat dikabarkan ada masalah dengan kinerja konsultan perencana, tercatat per 09 Juli 2021 lalu, paket fisik yang diproyeksikan sebagai icon kota santri itu sudah masuk lapak LPSE, atau dengan kata lain tahap tender telah berlangsung. Saat ini tender sudah memasuki tahap pembukaan dokumen penawaran (dan sekaligus tahap evaluasi administrasi, kualifikasi, tehnis dan harga) hingga batas 02 Agustus 2021.
Dimulainya tahap tender paket revitalisasi taman senilai pagu Rp 9,7 milyar yang menyedot uforia 149 peserta itu tidak semerta menghapus jejak digital kinerja konsultan perencana dari Jakarta yang disebut sempat bermasalah itu. Bungkamnya Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jombang selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang diikuti sikap serupa oleh PPK proyek, serta keambiguan sikap Kepala BPKAD Jombang terkait pencairan anggaran perencanaan proyek alon-alon adalah indikator bahwa misteri itu masih ada dan terkesan sengaja ditutupi.
Empat konsultan perencana lokal yang disebut sengaja dilibatkan untuk mereparasi kebutuhan RAB proyek dengan imbalan iming-iming paket pengawasan oleh DLH Jombang, nampak menunjukkan sikap tidak nyaman saat dikonfirmasi Suarapublik.com. Sinyal yang dilempar menjelaskan bahwa mereka tidak ingin keterlibatannya dikorankan. Misteri ini setali tiga uang dengan sikap Kepala BPKAD Jombang yang mengaku tidak tahu menahu soal pencairan anggaran perencanaan. "Saya meyakini perencanaan proyek bertipe T-1. Dan itu artinya anggaran sudah cair, "tegas sumber dari kalangan rekanan.
Sekilas, misteri menjadi sedikit terkuak ketika seorang Edi Yulianto, Kepala Bidang Tata Bangunan Dinas PUPR Jombang, memastikan tahapan perencanaan berjalan normal. Kepada Suarapublik.com, dengan tegas ia membantah, bahwa tidak ada keterlibatan konsultan lokal pada tahap asistensi. Menurutnya, selain paket perencanaan sudah rampung diasistensi sejak lama, yang datang melakukan asistensi ke kantor PUPR Jombang juga bukan orang lokal. "Mereka bukan orang lokal (konsultan Jombang, red). Mereka dari luar daerah tapi saya lupa daerah mana. Saya bisa pastikan itu, karena saya relatif hafal dengan wajah-wajah (konsultan, red) lokal. Yang pasti verifikasi sudah selesai sejak lama, "tegas Edi saat dihubungi via sambungan whatsapp, dua pekan lalu.
Meski tender sudah berlangsung dan terkesan tidak ada lagi permasalahan terkait kinerja perencanaan, namun hingga berita ini ditulis, upaya Suarapublik.com mendapatkan second opinion terkait probity auditor dari Kepala Inspektorat Jombang, Eka Suprasetya, belum bisa dipenuhi. Ini karena yang bersangkutan tengah menjalani isolasi mandiri. Pertanyaannya kemudian, sergah seorang sumber, jika dimata Edi Yulianto permasalahan nampak begitu sederhana dan bahkan terang benderang, lalu kenapa Plt Kadis LH Jombang, juga PPK Proyek, dan Kepala BPKAD Jombang lebih memilih sikap slintutan? Apa susahnya memberi keterangan dan membeber dokumen perencanaan yang menyedot puluhan juta uang negara itu, jika memang semua berjalan klir? tegas sumber menambahi.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa kinerja konsultan perencana proyek alon-alon Jombang yakni PT Sugitek Indo Tama asal Jakarta, disebut tidak beres. Paket perencanaan yang diduga bertipe T-1 atau pencairan bisa dilakukan didepan itu, hanya menghasilkan gambar tiga dimensi tanpa dilengkapi RAB dan KAK. Empat konsultan perencanaan lokal pun "dipaksa" melakukan kerja bakti oleh DLH Jombang dengan iming-iming diberi imbalan pekerjaan lain. Spekulasi bahwa proyek berlangsung dalam balutan konspirasi pun berkembang liar. Ini, lagi-lagi, karena sejumlah pejabat terkait lebih memilih bungkam dan memicu sejuta rasa penasaran. (din)
Editor : Redaksi