SURABAYA, (suarapublik.com) - Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menggelar kegiatan Pembukaan Digital Talent Scholarship 2021, GTA, TA, dan DEA melalui daring Zoom dan Youtube.
Hadir dalam undangan, Sigit Priyono, Asdep Telekomunikasi dan Informatika Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI, Muhajir Effendi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI dan Dinas Komunikasi dan Informatika serta Dinas Koperasi dan UKM Provinsi, Kabupaten/Kota di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Dalam sambutannya, Sigit Priyono, berharap bahwa peserta Digital Talent Scholarship (DTS) akan menjadi motor, inovator dan kreator generasi Indonesia.
Disisi lain, Hary Budiarto selaku Kepala Balitbang SDM Kemenkominfo mewakili Menteri Komunikasi dan Informatika RI (Johnny G. Plate) membuka Pelatihan DTS. Ia menyampaikan, bahwa Balitbang SDM sebagai pelaksana program konektivitas digital seperti yang sudah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia, khususnya untuk pengembangan SDM Digital yang terbagi tiga.
"Tingkat Literasi Digital artinya Gerakan Nasional Literasi Digital dengan target 20 juta lebih masyarakat Indonesia. Bertujuan meningkatkan kemampuan kecakapan digital dasar untuk mencegah penyebaran konten negatif.
dan Tingkat Talenta Digital-digital Talent Scholarship dengan target 100.000 Peserta Pelatihan dari siswa SMK, mahasiswa, dosen, pelaku bisnis UMKM, masyarakat profesional dan ASN. Bertujuan meningkatkan ketrampilan dan daya saing masyarakat pada sektor digital di level teknis.
Serta Pimpinan Digital-digital Leadership Academy untuk pimpinan lembaga pemerintahan, swasta, anggota DPR, DPRD, TNI, Polri dan perguruan tinggi. Tujuan program pelatihan intensif untuk pengambilan kebijakan dan tata kelola serta pemecahan masalah bidang teknologi digital," katanya, Senen (23/8/2021)
Lebih lanjut Hary Budiarto menyampaikan, bahwa Pelatihan DTS ini untuk menyediakan kebutuhan 9 juta Talenta Digital pada tahun 2030. DTS 2021 menyelenggarakan 8 Pelatihan dengan target peserta berbeda, yaitu Fresh Graduate Academy (FGA) (S1 Teknologi Informasi dan Komunikasi), Vocasional Skill Graduate Academy (VSGA) (lulusan Vokasi: SMK, D3), Profesional Academy (ProA) dengan target profesional muda yang melaksanakan upskilling dan reskilling, Digital Enterpreneur Academy (DEA) dengan peserta pelaku bisnis UMKM, Tematic Academy peserta masyarakat umum, Government Transformation Academy (GTA) dengan peserta dari ASN pusat maupun daerah;DLA - Digital Leadership Academy dengan peserta pimpinan lembaga pemerintahan/swasta, anggota DPR/DPRD, TNI, Polri, perguruan tinggi, Talent Scouting Academy (TSA) peserta lulusan S1 dengan kemampuan talenta yang dimiliki IT, organisasi, manajerial dan lainnya.
DTS 2021 dilaksanakan dalam bentuk beasiswa pelatihan digital yang mentargetkan 100.000 lebih peserta dari berbagai sektor masyarakat untuk menjadi talenta Indonesia yang lebih unggul dan berkarakter. Menjadi talenta digital memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja saat ini. Baik di lembaga pemerintahan, industri atau badan usaha.
Hary Budiarto menjelaskan, bahwa Tema Pelatihan DTS terdapat 103 tema terdiri dari big data analytic, cyber security, cloud computing, internet of think, artificial intelegent, web development, programming atau coding, digital enterpreneurship dan conten creator.
Adapun capaian DTS per 22 Agustus 2021, lanjut Budi, Batch 3 sejumlah 74.413 peserta dari target 100.000 peserta dari 8 Akademi. GTA - Pro A dengan peserta 100 PNS Menko Pembangunan Manusia, 1.500 Peserta Penyuluh Agama Kemenag, 1.211 Santri Pondok Pesantren, 1.080 UMKM PT Permodalan Nasional Madani, 500 guru/pengelola pondok pesantren, 4.602 peserta Pro A. Total Peserta Agustus – Oktober 8.993 orang.
Pada acara yang sama, Muhajir Effendi selaku Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI mengatakan, bahwa pelatihan DTS merupakan intervensi pemerintah dalam upaya mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, khususnya di bidang teknologi digital. Kelebihan program ini adalah dapat melibatkan peserta beragam, dari angkatan kerja muda, profesional, SDM TIK, ASN sampai pada masyarakat umum.
Muhajir melanjutkan, bahwa program DTS didisain untuk menciptakan ekosistem yang seimbang dalam memaksimalkan peran pentahelix artinya meningkatkan peran pemerintah, masyarakat swasta, pelaku usaha, pendidikan tinggi, kelompok masyarakat madani (civil sociaty), media massa. Kelimanya saling mengisi, menguatkan agar terjadi simbiosis yang produktif bisa menjadi fasilitator, akselerator, motivator dari semua lini kehidupan.
“Peserta DTS diharapkan sebagai motor penggerak sekaligus sebagai advancer dalam medan digitalisasi di berbagai bidang. Ketrampilan yang diperoleh dapat dikembangkan terus menerus tidak hanya didapat ketika mengikuti pelatihan tapi yang lebih penting ketika di luar pelatihan, menjadi bagian dari gaya hidup, cara hidup, bagian dari state of mind. Saudara-saudara akan menyebarluaskan pemanfaatan teknologi digital ke berbagai bidang dan menularkan ketrampilan ke banyak orang," paparnya.
"Dengan demikian semakin banyak talenta digital yang kita miliki dan mereka saling bersimbiosis, berkolaborasi, memperkuat. Semakin kuat simbiosis dan kolaborasi akan semakin memperbesar nilai tambah yang bisa diraih dengan memanfaatkan kehadiran teknologi digital ini," ujar Muhajir mengakhiri sambutan. (Red)
Editor : Redaksi