Penyakit corona (covid 19) adalah penyakit yang disebabkan oleh coronavirus yang di temukan di wuhan,china. Virus ini dapat menular kepada siapapun dan bisa menyebabkan kematian. Seperti yang kita ketahui semenjak pandemi covid 19 melanda,di beberapa Negara salah satunya yaitu Indonesia pembelajaran dilakukan dengan cara daring (dalam jaringan).
Bahkan, tidak pembelajaran saja tetapi adapun pekerja pekerja juga melalui daring atau work form home (WFH). Tentu pembelajaran daring ini tidak efektif bagi anak sekolah. Mengapa?
1. Kondisi jaringan yang berbeda di setiap rumah
Di setiap rumah memiliki kondisi jaringan yang berbeda, pada saat kita sedang melakukan pembelajaran daring tidak sedikit siswa yang terputus jaringannya hingga tidak bisa mengikuti pembelajaran.
Apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.
2. Guru tidak bisa memantau secara langsung
Guru tidak bisa memantau secara langsung apakah murid nya belajar dengan bersungguh sungguh atau tidak dan siswa bisa memahami pelajaran atau tidak, terkadang siswa mengatakan sudah paham dengam materi tetapi ternyata masih belum paham dan berakhiran menyontek.
3. Ketersediaan gadget.
Ketersediaan gadget dapat mempengaruhi belajar siswa karena semua pembelajaran dilaksanakan melalui gadget,sedangkan adapun orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu) yang hanya memiliki 1 gadget atau bahkan tidak sama sekali. Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.
4. Membuat mata rusak
Belajar melalui daring dapat menyebabkan mata rusak,karena terlalu lama menatap layar laptop / hp. Siswa di Indonesia selama di sekolah belajar selama 5 – 6 jam, dan sekarang mereka belajar dengan cara daring di rumah selama 5 – 6 jam menatap layar laptop / hp.
5. Tidak fokus
Siswa menjadi tidak fokus dalam pembelajaran karena, ada anak yang lebih condong ke cara belajar visual sehingga lebih betah melihat, atau ada anak auditori yang lebih terpacu dalam mendengar, atau bahkan ada anak yang kinestetik yang mengharuskan bergerak.
Penulis : Melli Eka Rosita.
100%
Asal kuliah : Akademi Keperawatan Hermina Manggala Husada
Editor : Redaksi