suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

KADES WOTAN GELAR ACARA SEDEKAH BUMI DAN SYUKURAN

avatar suara-publik.com
suara-publik.com leaderboard
Gresik, Suara Publik.COM - Sedekah Bumi, merupakan warisan budaya dan adat peninggalan leluhur terdahulu yang wajib dilestarikan bagi seluruh komponen masyarakat. Tradisi Sedekah Bumi, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat yang sudah berlangsung secara turun temurun. Sedekah bumi, merupakan wujud rasa syukur manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rejeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi.

Demikian yang disampaikan kades Hariyono saat menyampaikan kepada awak media, acara Sedekah  Bumi ini untuk mewujudkan rasa syukur kepada allah swt yang telah berupa nikmat  dan juga hasil bumi yang berupa pangan, ucapnya.

Acara tersebut bertempat di balai desa wotansari kecamatan balong panggang kabupaten gresik, Minggu (3/7/2022) pagi, acara tersebut juga di hadiri camat, M. Amri, pihak muspika danramil juga Kapolsek. 

“Alhamdulillah, acara berjalan lancar, semua elemen dan tokoh masyarakat bersama-sama memanjatkan doa kepada Allah SWT pada acara Sedekah Bumi ini. Semoga, doa kita dikabulkan Allah dengan diberikan hasil pertanian yang melimpah,” ucapnya.

Sementara, Kepala Desa Hariyono mengemukakan, acara Sedekah Bumi, merupakan agenda rutin tahunan Pemdes dan masyarakat, selain acara sedekah bumi juga ada hiburan ludruk karya budaya, untuk menghibur masyarakat.

Dijelaskannya, Sedekah Bumi merupakan tradisi masyarakat yang dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang selama puluhan tahun.

“Tradisi sedekah bumi ini salah satu peninggalan leluhur dalam rangka mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan berupa hasil pertanian. Sekaligus sebagai upaya kami, dalam menjalin silaturahmi diantara masyarakat Desa wotansari” terang Hariyono.

Selanjutnya Hariyono berharap, tradisi Sedekah Bumi dapat terus dilestarikan oleh masyarakat karena merupakan salah satu budaya lokal peninggalan leluhur. “Tradisi ini, juga sekaligus sebagai bentuk edukasi kepada generasi muda tentang budaya lokal yang ada. Yang memang syarat dengan unsur-unsur ke gotong-royongan, persatuan, dan rasa syukur,” pungkasnya.(mariono/imam)

Editor : Redaksi

Puasa Disbudpar