suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Pembangunan Kolam Ikan di Desa Sidoraharjo, Dipertanyakan

avatar suara-publik.com
Dirgahayu RI ke 79 SMKS Ketintang

Gresik. suara-publik com - Proyek pembangunan kolam ikan yang ada di desa Sidoraharjo, tepatnya di dusun Traseng, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik kini viral dan patut di pertayakan sehingga menjadi pembicaraan warga sekitar.

Pasalnya, pembangunan kolam dan jalan kolam itu menghabiskan biaya yang lumayan besar, namun fisiknya hanya seperti itu. Diduga antara fisik bangunan dan jumlah anggaran yang digunakan tidak sesuai alias seperti kelihatan jangal dan kedalamannya kolam di papan bener tidak ada.

Dari pantauan suara-publik.com dilapangan, jalan kolam dan kolam ikan itu menghabiskan biaya Rp. 250.000.000 yang bersumber dari Dana Desa tahun 2022. Dan juga sebelumya terbagun jalan usaha tani (JUT) di titik lokasi tersebut yang bersumber dari anggaran (DD) dana desa tahun 2022, dengan nilai 49. 200. 000. Empat puluh sembilan dua ratus juta rupiah Rupiah, semua di fokuskan di lokasi kolam tersebut.

" ketika warga sekitar di tanya tentang kolam ikan yang di bangun kepala desa Sidoraharjo, dia menjawab di sebelah bangunan ada papannya, tetapi buat kolam ikan apa, saya juga ngak tahu. Dan dananya sebesar itu," ungkap warga, sambil menunjuk lokasi pembangunan dan namanya tidak mau disebutkan, Jum'at (6-1-2023).

Masih menurut warga, pembangunan kolam ikan sepertinya tidak ada manfaatnya sama sekali bagi warga. Lebih baik dipakai untuk pembangunan yang lain. Banyak dusun dusun di desa Sidoraharjo yang lebih layak untuk dibangun.

"Buat apa menghamburkan uang negara untuk hal yang tidak bermanfaat. Banyak wilayah disini yang patut untuk dibangun, seperti kelanjutan jalan usaha tani atau plengsengan. Tetapi kepala desa malah membuat kolam ikan," jelasnya dengan nada jengkel.

Dirgahayu RI CV Multi Karya

Disisi lain, Suwoto, Kepala Desa (Kades) Sidoraharjo saat di temui tim media di balai desa tidak ada, dikonfirmasi suara-publik.com melalui telepon selulernya enggan mengangkat telepon. Di hubungi melalui WhatsApp pribadinya juga hanya dibaca dan tidak mau membalas. Suwoto memang di kenal anti wartawan atau siapapun yang ingin memperoleh informasi terkait pembangunan didesanya. Entah apa yang disembunyikan, sehingga Kades Sidoraharjo bersikap anti wartawan.

M.Suhadi, kepala desa Cermen lerek dan sekaligus sebagai ketua AKD (Asosiasi Kepala Desa) kecamatan Kedamean saat dikonfirmasi tentang karakter Kades Sidoraharjo yang alergi wartawan mengatakan, seharusnya sebagai pimpinan di desa, selalu bersikap baik kepada siapapun. Apabila ada yang menanyakan hal hal terkait pembangunan di desa, baik masyarakat atau wartawan, harus di jelaskan apa adanya, tanpa ada yang ditutup tutupi.

"Nanti ada rapat kepala desa se- kecamatan Kedamean. Akan saya sampaikan ke beliaunya. Hasilnya bagaimana nanti saya kabari," ungkap Suhadi.

Hingga berita ditulis, tidak ada kabar dari Suwoto, kades Sidoraharjo atau M. Suhadi selaku ketua AKD Kedamean... (bersambung).(TIM IM)

Editor : Redaksi

suara-publik.com skyscraper