GRESIK, (suarapublik.com) - Demi menunjang pembangunan yang lebih maju kedepan nya, kini Pemerintah Kabupaten Gresik, gencar-gencarnya melakukan pembangunan infratuktur demi mempermudah masyarakat untuk melakukan aktifitas perekonomian agar lebih meningkat.
Sayangnya, pembangunan jembatan di ruas Klotok- Babatan yang sudah di bongkar tanpa adanya jembatan darurat. Sehingga, warga masyarakat sekitarnya menjadi resah. Sebab, untuk melakukan aktifitas sehari-hari harus berputar mencari jalan lain. Tentu saja aktifitas warga sekitar menjadi terhambat.
Dari pantauan media ini, Selasa, (19/9/2023), bahwa jembatan yang berada di utara UPT SMP Negeri 31, Gresik tersebut di bongkar tanpa adanya jembatan darurat, serta tidak dilengkapi dengan adanya papan nama kegiatan.
Berdasarkan Permenaker No.5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja, pengendalian di tempat kerja dilakukan sesuai hierarki pengendalian meliputi upaya eliminasi, substitusi, rekayasa teknologi, administratif, dan/atau penggunaan APD.
Penggunaan APD digunakan sebagai ‘upaya terakhir’ dalam melindungi pekerja ketika rekayasa teknologi dan administratif sudah terlaksana namun potensi bahaya masih tergolong tinggi. Namun perlu dipahami, penggunaan APD bukanlah pengganti kedua upaya tersebut.
Penggunaan APD sangat penting untuk mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD berguna untuk mengurangi risiko paparan atau kontak dengan bahaya. Bahaya mungkin tidak dapat dihilangkan dengan menggunakan APD, tetapi risiko cedera dapat diminimalkan.
Sesuai Permenakertrans No.8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2, pengusaha dan/atau pengurus wajib menyediakan APD bagi seluruh pekerja/buruh di tempat kerja. APD yang disediakan juga harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku dan APD wajib diberikan pengusaha secara cuma-cuma.
Salah satu warga sekitar, sebut saja Waskito, mengatakan, bila pemerintah kabupaten Gresik ingin memperbaiki jembatan yang rusak ini saya dah benar. Namun, dirinya menyayangkan apabila Pemkab Gresik kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat, harus membuat kan jembatan darurat.
Saya senang bila jembatan itu dibongkar akan tetapi saya kalau ngantar anak sekolah harus muter, lumayan jauh karena pembongkaran jembatan itu tidak dibangun jembatan darurat terlebih dahulu," keluh Waskito warga sekitar.
Menurut Waskito, jembatan tersebut di bongkar mulai, Senin, (18/9/2023) lalu. Ia berharap agar segera di buatkan jembatan darurat karena merupakan akses utama warga dalam menjalankan perputaran ekonomi. (Imam)
Editor : Redaksi