suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Hendrich Djawanto Diadili di PN Surabaya, Perkara Penggelapan Sepeda Motor

Foto: Terdakwa Hendrich Djawoto (53 th), Saksi Rani Dwi Astuti dan Rafidi (kanan), diruang Garuda 1 PN Surabaya
Foto: Terdakwa Hendrich Djawoto (53 th), Saksi Rani Dwi Astuti dan Rafidi (kanan), diruang Garuda 1 PN Surabaya
Pelantikan Gubernur dan Wagub

SURABAYA, (suara-publik.com) -- Sidang perkara Pidana Penggelapan sepeda motor, dengan menggadaikan tanpa sepengetahuan pemiliknya. Terdakwa Hendrich Djawoto (53 th), pinjam sepeda motor milik Rani Dwi Astuti sebagai resepsionis Hotel di Kertajaya Surabaya. Namun sepeda motor tersebut digadaikan ke Mohear sebesar Rp7 juta, sehingga korban mengalami kerugian Rp15 juta.

Dalam persidangan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Deddy Arisandi menghadirkan Saksi Rani Dwi Astuti dan Rafi Prayoga di Ruang Garuda 1 Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Senin, (11/11/2024).

Rani mengatakan, bahwa Ia mengenal Terdakwa Hendrich Djawoto sebagai pelanggan atau tamu hotel di Kertajaya Surabaya. Sebab, sudah dua tahun pernah menjadi tamu hotel. Saat itu, terdakwa pernah sering meminjam sepeda motor dan setelah selesai urusannya, dikembalikan namun kali ini tidak dikembalikan.

“Jadi waktu itu, saya pulang kerja dari hotel dan terdakwa telepon untuk meminta sepeda motor di tanggal 10 Juli 2024. Nah tanggal 11 Juli 2024 sekitar pukul 10.00 wib, di pinjam sepeda motor Honda Vario 125 tahun 2022 namun, sampai sore tidak dikembalikan Yang Mulia. Biasanya kalau pinjam pasti dikembalikan dan sekarang tidak dikembalikan,” kata Rani.

Selanjutnya, Rani menerangkan karena sepeda motornya sudah tidak dikembalikan dan lebih dari satu hari sehingga ayahnya menyuruh untuk melapor ke kantor polisi.

"Karena sudah lebih dari satu hari sepeda motor itu tidak dikembalikan sama terdakwa akhirnya sama ayah disuruh lapor ke kantor polisi Yang Mulia,” ujarnya.

Menurut Rani, terdakwa ditangkap di tempat kosnya di Jalan Gubeng Kertajaya Gang 9A Surabaya. “Saat itu saya dikasih tahu sama teman security hotel kalau tahu tempat kosnya terdakwa sehingga langsung ke tempat kosnya. Di tempat kosnya ada sepeda motornya terdakwa dan dia ada di dalam kosnya. Lalu saat ditanyakan sepeda motor saya katanya ada di temannya dan ternyata digadaikan Yang Mulia,” terangnya.

Sementara itu, Rafi Prayoga menjelaskan, kejadiannya, hari Selasa, 06 Agustus 2024 sekitar 01.30 WIB di tempat kos terdakwa di Jalan Gubeng Kertajaya Gang 9A Surabaya.

“Jadi terdakwa ditangkap di tempat kosnya dan dibawah ke kantor polisi, Yang Mulia,” katanya.

Menanggapi keterangan para saksi, terdakwa membenarkannya. “Benar Yang Mulia. Saya pinjam kepada Rani dengan alasan untuk melamar pekerjaan. Setelah mendapatkan sepeda motornya dan langsung digadaikan kepada Mohear sehari Rp7 juta. Namun uangnya digunakan untuk bayar utang pinjol senilai Rp6,4 juta dan sisanya di buat kebutuhan sehari-hari Yang Mulia,” ucap Hendrich lewat video call.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 372 KUHP. (sam)

Editor : suarapublik

Puasa Disbudpar