SURABAYA, (suara-publik.com) -- Sidang perkara Pidana Penggelapan sepeda motor lalu digadaikan tanpa sepengetahuan pemiliknya. Terdakwa Hendrick Djawoto (53 th) berdalih meminjam sepeda motor milik Rani Dwi Astuti sebagai resepsionis hotel di Kertajaya Surabaya, namun, sepeda motor malah digadaikan ke Mohear sebesar Rp7 juta. Sehingga korban mengalami kerugian Rp15 juta.
Dalam agenda tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Deddy Arisandi dari Kejari Surabaya, menyatakan, terdakwa Hendrick Djawoto anak dari Budi Suyunus (53 th), terbukti bersalah melakukan tindak Pidana Penggelapan.
"Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP." dalam dakwaan Penuntut Umum.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 1 tahun dan 6 bulan, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara, dengan perintah supaya terdakwa tetap ditahan," Senin, (25/11).
Menyatakan barang bukti, 1 lembar surat keterangan BPKB dari Mega Finance, 1 unit sepeda motor merk honda Vario 125 tahun 2022 warna biru Nopol L-6979-AAU, kunci dan STNK. Dikembalikan kepada saksi Rani Dwi Astuti.
Sidang akan dilanjutkan pada Rabu, 04 Desember 2024, dengan agenda putusan hakim.
Sebelumnya, JPU telah menghadirkan saksi Rani Dwi Astuti dan Rafi Prayoga di Ruang Garuda 1 PN Surabaya.
Rani mengatakan, dirinya mengenal terdakwa Hendrick sebagai pelanggan atau tamu hotel di Kertajaya Surabaya. Bahkan dia (Hendrick) sudah dua tahun menjadi tamu hotel. Karena pelanggan, tutur Rani, terdakwa sering meminjam sepeda motor dan setelah selesai urusannya dikembalikan. Namun kali ini tidak dikembalikan.
“Jadi waktu itu, saya pulang kerja dari hotel dan terdakwa telepon untuk meminta sepeda motor di tanggal 10 Juli 2024. Pada tanggal 11 Juli 2024 sekitar pukul 10.00 wib, di pinjam sepeda motor Honda Vario 125 tahun 2022 namun, sampai sore tidak dikembalikan Yang Mulia. Biasanya kalau pinjam pasti dikembalikan dan sekarang tidak dikembalikan,” kata Rani.
“Karena sudah lebih dari satu hari sepeda motor itu tidak kembali, akhirnya sama ayah disuruh lapor ke kantor polisi Yang Mulia,” jelasnya.
Menurut Rani, terdakwa ditangkap di tempat kosnya di Jalan Gubeng Kertajaya Gang 9A Surabaya. “Saat itu saya dikasih tahu sama teman security hotel kalau tahu tempat kosnya terdakwa, sehingga langsung ke tempat kosnya. Di tempat kosnya ada sepeda motornya terdakwa dan terdakwa ada di dalam kosnya. Lalu saat ditanyakan sepeda motor saya katanya ada di temannya dan ternyata digadaikan Yang Mulia,” imbuhnya.
Sementara itu, Rafi Prayoga menjelaskan, kejadiannya pada hari Selasa, 06 Agustus 2024, sekitar 01.30 WIB di tempat kos terdakwa di Jalan Gubeng Kertajaya Gang 9A Surabaya. “Jadi terdakwa ditangkap di tempat kosnya dan dibawah ke kantor polisi, Yang Mulia,” katanya.
Menanggapi keterangan para saksi, terdakwa membenarkannya. “Benar Yang Mulia, saya pinjam kepada Rani dengan alasan untuk melamar pekerjaan. Setelah mendapatkan sepeda motornya dan langsung digadaikan kepada Mohear sehari Rp7 juta. Namun uangnya digunakan untuk bayar utang pinjol senilai Rp6,4 juta dan sisanya di buat kebutuhan sehari-hari Yang Mulia,” ucap Hendrick lewat video call. (sam)
Editor : suarapublik