GRESIK, (suara-publik.com) - Meski telah menjadi artis dangdut yang sudah dikenal masyarakat luas, tak menjadikan sosok dara cantik ini menjadi sombong dan lupa diri (bagai kacang lupa kulitnya).
Dirinya tetap menjadi anak yang, rajin, rendah hati, taat dan patuh pada kedua orang tuanya . Putra pasangan Jack Sandoro dan Naning Wulandari ini telah berhasil menjadi salah satu wanita yang bisa mengharumkan dan menjadikan kota Gresik semakin dikenal di Nusantara tercinta.
Dialah Ersa Amelia, artis cantik yang berasal dari Kecamatan Menganti, tepatnya Desa Gempol Kurung, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Di tengah gegap gempita dan kemeriahan lampu panggung hiburan yang kerap melupakan kesederhanaan, tak menjadikan sosok Ersa (sapaan akrabnya) lupa akan dirinya berasal.
Gadis yang masih tercatat sebagai mahasiswi dan menuntut ilmu di salah satu Universitas di Surabaya ini mendapatkan kejutan berupa ucapan Happy Milad dan dua buah kue ulang tahun sederhana dari kedua orang tuanya.
Tepat pukul 00.00 WIB, Sabtu dini hari, Gadis manis ini genap berusia 19 tahun. Meski sederhana, namun acara ini sarat makna.
Nampak, Ersa menyuapi kedua orang tuanya dengan potongan kue ulang tahunnya dengan mata berkaca-kaca.
"Terima kasih untuk ayah dan mama yang sudah membimbing, membesarkan dan menjadi orang tua terbaik bagi saya," ucap Ersa terharu, Sabtu, (17/5/2025).
Di usia yang bagi banyak orang lain jadi momen puncak pencarian jati diri dan pengakuan publik, dia tetap menjadi Ersa yang dulu. Ersa bukan sekadar biduan, Ia adalah potret perempuan muda yang menjunjung nilai kehangatan dan penghormatan.
Sebagai penyanyi dangdut yang sudah dikenal di panggung panggung besar bahkan diluar Jawa Timur, Ersa justru tidak mau larut dalam euforia popularitas semata. Ia kembali ke rumah, ke tanah tempat pijakannya tumbuh, dan kepada orang tua yang tak pernah meminta apa pun selain do'a kepada dirinya.
"Tidak ada apapun yang saya harapkan selain do'a terbaik dari kedua orang tua", pungkasnya.
Ersa telah memberi pelajaran hari ini, bahwa menjadi besar tidak harus melupakan dari mana kita berasal. Dan bahwa "Suapan Kecil Untuk Orang Tua, Jauh Lebih Monumental Dari Sorakan Ribuan Penonton. (Red)
Editor : suarapublik