suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Tanpa Sosialisasi, Pembangunan Menara BTS Diduga Bodong, Warga Banyuurip Gejolak

Para pekerja sedang mengerjakan pembangunan menara BTS di Dusun Banyuurip Gresik. (Foto: suara-publik.com)
Para pekerja sedang mengerjakan pembangunan menara BTS di Dusun Banyuurip Gresik. (Foto: suara-publik.com)
suara-publik.com leaderboard

GRESIK, (suara-publik.com) - Diduga kuat pembangunan menara BTS bodong, warga Dusun Banyuurip, Desa Gempolkurung, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik gejolak. Mereka protes pada perusahaan telekomunikasi Indosat karena tidak melibatkan masyarakat sekitarnya.

Warga Dusun Banyuurip Gresik kini berada di bawah bayang-bayang racun tak kasat mata. Sebuah menara telekomunikasi milik Indosat berdiri tegak di tanah kas desa (TKD) Randupadangan. Tanpa sepatah pun pemberitahuan kepada warga yang bakal menanggung akibatnya.

Mereka seolah-olah menjadi sasaran tembak gelombang elektromagnetik dari menara base transceiver station (BTS) yang muncul seperti hantu di tengah kampung.

“Menara itu bukan sekadar tiang. Itu alat pemancar racun. Kami tidak pernah dilibatkan. Sekarang kami yang harus menanggung akibat,” ucap IN, warga setempat, Jumat (8/6/2025).

IN mengatakan, bahwa pembangunan menara ini belum ada ijinnya. Sebab, tidak ada persetujuan dari warga sekitarnya. 

"Yang jelas bangunan menara itu ilegal tak ada ijinnya. Warga sekitar tidak pernah diajak komunikasi dan melakukan perjanjian dengan perusahaan itu," tegasnya.

Dari pantauan suara-publik.com menyebutkan, bahwa menara itu didirikan dari lokasi yang hanya beberapa meter dari rumah-rumah warga. Menara setinggi 40 meter ini berdiri diantara perkebunan jagung.

Sekitar 6 pekerja nampak melakukan penyemenan pada pondasi tiang menara. 3 orang diantaranya membangun pagar pembatas menara.

Warga menduga, jika Kepala Desa dan perangkat Desa Randupadangan menjadi aktor di balik pemilihan lokasi menara. Sebuah keputusan yang diambil diam-diam, tanpa melibatkan warga yang terdampak. Padahal keputusan yang kini berubah menjadi ancaman biologis terhadap warga yang tak tahu

Situasi ini bukan sekadar konflik administratif. Ini adalah potret pengkhianatan terhadap hak hidup yang layak. Banyuurip tidak sedang mendapat sinyal, melainkan menerima hantaman senyap dari radiasi yang terus menyusup ke tubuh-tubuh warga tanpa ampun.

Surono, orang yang dikenal sebagai pengurus tower mengatakan, secara administratif, perijinan sudah lengkap. Namun, Surono enggan menunjukkan tanda bukti surat ijinnya.

"Coba diarahkan ke desa mawon sudah resmi mboten," kata Surono melalui WhatsApp pribadinya.

Sementara, belum ada tanggapan dari Indosat. Pemerintah Desa Randupadangan pun memilih diam. Namun, kegelisahan warga kian membara. Kemarahan mulai tumbuh di lorong-lorong rumah, di warung-warung kopi, di sudut-sudut masjid. Banyuurip tidak sedang menunggu jawaban. Warga Banyuurip sedang bersiap untuk "melawan".

Warga Banyuurip juga berharap agar dinas terkait segera turun ke lapangan untuk mengetahui permasalahan yang ada. (74ck)

Editor : suarapublik

DKP Harkitnas