Laporan : Mahfud Susyanto
BONDOWOSO, suara-publik.com - Bertempat di Kelompok Gabungan Gapoktan Al Barokah Desa Lombok Kulon kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, mendapat kunjungan sejumlah wartawan se Jawa Timur dan pejabat Bank Indonesia (BI) cabang Jember. 23-8-2018.
Kunjungan tersebut dalam rangka ekpos pengembangan pertanian organik. Seperti diberitakan sejumlah media, bahwa, setelah diajukan sekian lama oleh pihak Pemkab Bondowoso, akhirnya beras organik Kabupaten Bondowoso, mengantongi sertifikasi internasional dari Control Union Certification, Belanda.
Kadisperta Kabupaten Bondowoso, H. Munandar.SP, mengemukakan, awalnya luas lahan padi organik yang dimiliki oleh petani organik hanya 105 hektar. Namun, berjalannya waktu perkembangan pertanian organik sangat berkembang pesat, sehingga upaya untuk mendapatkan sertifikat.
"Saat ini kami kembangkan lagi di lahan baru seluas 90 hektar, jadi total luas padi organik kita mencapai 195 hektar,"ujarnya. Menurut Munandar, lahan baru tersebut berada di tiga wilayah, yakni di Desa Taal Kecamatan Tapen, Desa Sulek Kecamatan Tlogosari, dan di Desa Sumber Malang Kecamatan Wringin.
"Jadi masih-masing desa luasnya 20 hektar, total 60 hektar, dan ditambah lagi di Desa Lombuk Kulon seluas 30 hektar,” paparnya. Bahkan dari sekian metode yang telah diuji cobakan, kata dia, menggunakan metode Hazton paling berhasil meningkatkan produktivitas padi. Sebab, metode Hazton ini paling berhasil.
Sehingga, hasil panen kali ini untuk metode hazton menghasilkan 6,2 ton sedangkan metode SRI menghasilkan 4,2 ton.
"Dalam kunjungan kali ini menitik beratkan pada keberhasilan petani dalam mengembangkan pola tanam Padi Organik di Bondowoso khususnya di Desa Lombok Kulon,"katanya.
Tidak hanya itu Munandar juga berharap pada Koordinator Pendamping Wilayah (KPW) untuk mendampingi petani dan mengawal, karena KPW sangat berperan penting dalam meningkatkan produktifitas pangan di daerah masing masing utamanya Kabupaten Bondowoso.
Editor : Redaksi