suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

Mediasi Sukses, Banser dan FPI Sepakat Jogo Suroboyo.

avatar suara-publik.com
suara-publik.com leaderboard

Laporan: Tom.

Surabaya, suara-publik.com - Aksi #2019GantiPresiden di Surabaya menyisakan beberapa permasalahan di masyarakat. Salah satunya dugaan hate speech atau ujaran kebencian yang diduga terjadi pada saat aksi #2019GantiPresiden di Surabaya, Minggu (26/8) lalu.

Tak mau kemelut ini berkepanjangan, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan menjembatani perdamaian antar Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) dengan Front Pembela Islam (FPI) Jatim yang dilaksanakan di Polrestabes Surabaya, Rabu (29/8).

Deklarasi damai ini turut juga dihadiri Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ; perwakilan TNI AD dan Ketua GP Ansor Kota Surabaya/Panglima Banser Surabaya, M Faridz Afif dan Sekjen FPI Jatim, Ustad Muhammad Khaerudin.

100%100%

“Secara ikhlas, dia meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Dan kedua belah pihak (Banser dan FPI) sepakat, tidak ada lagi bentrokan fisik maupun di medsos (media sosial) terkait dengan perkara ini,” kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan, Rabu (29/8).

Rudi mengapresiasi kedua belah pihak yang sepakat untuk deklarasi damai. Dengan adanya deklarasi damai ini, Rudi berkeyakinan Kota Surabaya bisa menjadi Role Model atau panutan bagi daerah-daerah lainnya.

“Alhamdulillah ini suatu kesepakatan yang bagus. Kami semua ini bagian dari Kota Surabaya, mencintai perdamaian dan sepakat untuk Jogo Suroboyo,” ucapnya. Setiap persoalan maupun permasalahan di Kota Surabaya, Rudi berharap hal itu bisa diselesaikan secara musyarawah mufakat.

Dengan kepala dingin, Rudi yakin semua persoalan akan mudah diselesaikan dengan baik, sehingga menciptakan Kota Surabaya aman dan damai. Adakah pertemuan ini terkait aksi #2019GantiPresiden, dengan tegas Rudi mengaku tidak ada hubungannya dengan dklarasi.

“Kami semua hari ini (kemarin) bicara perdamaian. Bahwa kedua belah pihak telah berdamai, menyadari, mohon maaf dan tidak mengulangi lagi. Jadi  tidak bicara deklarasi. Mereka semua bertekad Jogo Suroboyo. Surabaya Kota kita, tempat kita hidup, tempat kita cari makan dan kita harus jaga supaya bisa hidup,” tegasnya.

Ditanya jika nantinya terjadi bentrok di luar, alumnus Akpol 1993 ini menegaskan bahwa sudah disepakati antar kedua belah pihak terjadi perdamaian. “Yang saya hadirkan disini bukan main-main, ada perwakilan dari FPI Jatim dan Ketua GP Ansor Surabaya. Saya rasa sebagai pemimpin harus mampu mengendalikan anggota kita. Dan kita sudah sepakat damai,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekjen FPI Jatim, Ustad Muhammad Khaerudin mengaku bahwa sudah tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Bahkan pihaknya mengapresiasi upaya Kapolrestabes Surabaya yang memfasilitasi deklarasi damai ini. “Sudah tidak ada masalah. Yang melakukan sudah minta maaf, dan kesepakatan bersama jaga Surabaya. Secara tertulis minta maaf dan secara tertulis juga memaafkan,” ungkapnya.

Senada dengan Sekjen FPI Jatim, Ketua GP Ansor Kota Surabaya/Panglima Banser Surabaya, M Faridz Afif mengaku semuanya sudah berjalan dengan damai. Dengan adanya mediasi ini, Afif mengaku sudah tidak ada masalah apa-apa dengan FPI Jatim. “Sudah tidak ada dendam dan perselisihan antara kedua belah pihak. Insya Allah, tuntutan ke Farid juga tidak ada,” pungkasnya. ( tom)

Editor : Redaksi

suara-publik.com skyscraper