Laporan : Edo
SITUBONDO (SuaraPublik.Com) - Menjelang 5 tahun kepemimpinan dipemerintahan Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa Situbondo, Siti Mujiani, dalam menerapkan kebijakan di segala bidang, termasuk pertanian, diharapkan bisa memberikan dampak yang signifikan terkait peningkatan produksi yang berdampak bagi kesejahteraan petani.
Sebab, padi, jagung dan Cabai adalah tiga komoditas awal yang digenjot peningkatan produksinya, sejak awal melalui program yang ada. Kepala Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, Siti Mujiani, mengatakan, ada tiga aspek yang urgensi yang menjadi target pengembangan dalam pembangunan. Yakni, harus menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Sebab sumber daya alam (Pertanian) dan jasa lingkungan memiliki keterbatasan.
"Secara bertahap, program kebijakan pemerintah desa di sektor pertanian di era digital ini, diharapkan kedepan bisa menunjukan hasil," ujar Kades Berparas Cantik ini.
Namun ada kendala selama ini dari penanam cabe rawit jenis Cakra, yang kurang bagus karena faktor cuaca dan akan berpengaruh pada pangsa pasar makin rendah dengan harga tidak bisa diprediksi. "Namun demikian, masih mampu memenuhi ekspektasi target khususnya swasembada. Meskipun pemerintah mengambil kebijakan yang berpihak kepada petani dengan tidak mengeluarkan rekomendasi impor, beras, cabai, dan tembakau," jelasnya.
Lebih jauh Siti mengatakan, segi aspek pertanian, dirinya sudah sering melakukan langkah -langkah persuasif terhadap para petani di lapangan. Mereka mengeluhkan minimnya distribusi pupuk ke petani "ujar nya, Sabtu (10/11/2018).
Menurut kepala desa yang murah senyum ini, tantangan dari aspek utama pembangunan saat ini antara lain, ia akan terus mendorong meningkatnya kebutuhan dan peningkatan SDM untuk mengurangi angka pengangguran di desa Arjasa. "Di desa kami ini angka pengangguran makin meningkat karena tidak di topang dengan kemampan SDM, di sinilah saya terdorong untuk menekan angka pengagguran dengan prospek menciptakan lapangan kerja.," tegasnya.
Di sisi lain, lajut Mujiani, peningkatan sumber daya alam tidak terbarukan semakin terbatas dan terjadi deplesi (penyusutan) kapital alam. Sementara tingkat pengetahuan dan ketrampilan di desa ini masih rendah. “Pada kenyatannya, teknologi tidak mampu menggantikan sebagian besar fungsi sumber daya alam dan jasa lingkungan,” kata dia.
Berdasarkan proyeksi dalam progres jumlah penduduk 12 ribu KK di 5 Dusun yang ada di desa Arjasa ini adalah sebuah tantangan untuk bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sementara kalau pembangunan insfrastruktur didesa Arjasa sudah mencapai kurang lebih 65 persen seperti peningkatan akses jalan di dusun Karon, termasuk fasilitas penerangan yang sudah terealisasi aliran listrik, karena di dusun tersebut sudah sekian tahun tak teraliri Listrik, baru tahun 2016 lalu dusun ini terang benderang.
Menurutnya, sudah menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan ia canangkan dan dirinya berkomitmen untuk pembangunan desa dari segala aspek, yang jelas untuk pencapaian perlu juga dukungan kebijakan pemerintah daerah untuk mendorong pengembangan ekonomi di pedesaan.
Dia juga menuturkan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pemerintah daerah atau pusat bisa memperluas akses rakyat terhadap kesejahteraan. "Perlu dukungan pemikiran dari para ahli lingkungan agar usaha yang sudah dijalankan bisa menghasilkan ekonomi bernilai tinggi dan bernilai tinggi juga secara ekologi untuk masyarakat desa Arjasa" tandasnya.
Sementara dari aspek sosial angka perceraian di desa nya semakin meningkat , itu disebabkan karena faktor pernikahan usia dini. Sebagai kepala desa Siti Mengaku sudah sering melakukan sosialisasi melalui program desa untuk menekan angka perceraian.
Editor : Redaksi