suara-publik.com skyscraper
suara-publik.com skyscraper

LSM Siti Jenar Ungkap: Tumbangnya RSD Besuki, Ada 3 Oknum Aktifis Dapat Jatah

avatar suara-publik.com
Foto: Eko Dari LSM Siti Jenar(atas). Bukti Kwitansi yang Jadi Masalah(bawah)
Foto: Eko Dari LSM Siti Jenar(atas). Bukti Kwitansi yang Jadi Masalah(bawah)
suara-publik.com leaderboard

Laporan : Edo Situbondo

SITUBONDO, (Suarapublik.com) - Tumbangnya dr Budiono dari jabatannya sebagai direktur RSD Besuki akibat kasus dugaan penyimpangan pengelolaan anggaran RSD Besuki terkuak.

Selain itu diduga ada keterlibatan 3 Oknum Aktivis Yang mendapatkan jatah setiap bulannya dari RSD hingga mencapai puluhan juta rupiah.

Terkait dicopotnya dr Budiono sebagai orang nomor satu dilingkungan RSD Besuki, ada banyak keterlibatan orang dalam Rumah Sakit Daerah (RSUD) Besuki, Situbondo Jawa Timur, sehingga sejumlah steckholder ikut angkat bicara.

Ketua LSM Siti Jenar ( Situbondo Investigasi Jejak Kebenaran ) Eko Febrianto angkat bicara membongkar fakta dan menyebutkan dengan tegas, bahwa ada beberapa oknum aktivis LSM dan oknum Wartawan diduga mendapatkan jatah dari dr Budiono setiap bulannya, dengan alasan pengamanan untuk memback up bobroknya manajemen rumah sakit Besuki.

"Namun akhirnya terkuak juga," kata Eko kepada suara-publik.com.

Eko Febrianto, mengatakan carut marutnya pengelolaan anggaran rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo ini, justru dimanfaatkan oleh oknum LSM Dan Wartawan sebagai ladang mencari uang. “Mainnya bervariasi, mulai uang receh hingga uang besar,” ujar Eko.

Eko menyebut 3 oknum yang memanfaatkan atas kasus dugaan penyimpangan anggaran rumah sakit ini, yakni HR , RF, Dan QB yang diduga telah memanfaatkan situasi untuk mengais keuntungan dengan transaksi jual beli data.

Namun kagetnya lagi, setelah ia tahu bahwa ternyata 3 aktivis telah mendapatkan umpan data penyimpangan tersebut dari orang dalam RSD.

Dalam investigasinya, Eko mengaku bahwa ada sebagian oknum yang dimaksud diatas, memiliki jatah bulanan. “Ya jelas 3 oknum Akttivis ini orang itu yang mengumpan data. Mereka istilahnya menjual data seharga Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Hasilnya, tentu berkali lipat dari harga tersebut. Bisa mencapai Rp 20 juta hingga Rp 50 juta. Nah, setelah dapat itu dibagi lagi dengan orang dalam yang memberikan data,” Cetusnya.

Eko menyebutkan, 3 nama oknum Aktivis yang kerap ikut memanfaatkan situasi kasus di rumah sakit besuki, ini oleh Direktur dr Budiono terpaksa harus rela menuruti kata mereka. “Ini yang saya maksud main receh. Setiap bulan oknum aktivis ini dapat jatah bulanan.

Gilanya lagi, jatah mereka sudah dipersiapkan di loket Rumah Sakit, lalu mereka hanya tinggal kirim pesan ke dr Budiono lalu jatah tersebut bisa di ambilnya. Dan hal ini saya punya bukti outentiknya ,” jelas Eko.

100%100%

Menurut Eko tidak hanya 3 oknum aktifivis yang ada di wilayah Besuki, 90 persen aktivis di Besuki mendspat jjatah bulanan dari RSD Besuki. " Makanya tak heran, jika manajemen keuangan RSD Besuki bobrok dalam pengelolaan mangement RSD Besuki hingga ratusan bahkan miliaran rupiah.

Adapun kasus pengelolaan anggaran RSD Yakni nungaknya listrik PLN, Gaji Karyawan dan uang Jaspel tenaga medis juga dibabat ludes habis ,” imbuhnya.

Selaku ketua umum LSM Siti jenar Eko berjanji tidak akan berhenti sampai disini untuk menguak kasus dugaan 3 oknum Aktivis yang telah menerima jatah dari pihak RSD Besuki,(edo) 

Editor : Redaksi

suara-publik.com skyscraper