Laporan Redaksi.
BONDOWOSO, (Suara-Publik.Com) - Letnan Dua (Letda) Fajar Muhammad Al Faruok, Putra ketiga dari pasangan Mayor (Pur) Kasiyadi dengan Perempuan yang bernama Sri Wahyuni ini patut berbangga.
Pasalnya, pria kelahiran Bondowoso, 12 September 1996, mendapat penghargaan Adhy Makayasa dari Presiden Joko Widodo, pada acara pelantikan taruna dan taruni TNI Polri di Istana Merdeka Jakarta. Selasa, (16/7/2019).
Taruna Akademi Militer (Akmil) TNI AD asal Bondowoso, Jawa Timur, dengan Kecabangan Corps Penerbang (CPN) tersebut lulus dengan IPK 3,75. Sedangkan pengukuhannya dilakukan dalam Penutupan Pendidikan dan Wisuda Sarjana Taruna Akademi Militer Tingkat IV Tahun Pendidikan 2018/2019 di Lapangan Pancasila, komplek Akmil, Kota Magelang.
Dalam kesempatan tersebut, Mayor (Pur) Kasiyadi menyatakan, apa yang telah diraih Farouk saat ini bisa membawa manfaat di masa depan, baik untuk dirinya, keluarga maupun kesatuan tempat ia bertugas nanti. Tentu juga bagi bangsa dan negara.
Ia juga menyampaikan terimakasih kepada sekolahnya dari sejak MI hingga SMA. "Saya ucapkan terimakasih kepada almamater anak saya, MI At-Taqwa Bondowoso, SMPN 1 Bondowoso, dan SMA Taruna Nusantara Magelang ang telah mewariskan ilmu sehingga anak saya bisa seperti ini," ucap Kasiyadi yang purnatugas dari dinas militer pada 2013 silam ini.
Kasiyadi mengungkapkan, meski berlatar belakang militer, dirinya tak pernah memaksa anak-anaknya untuk mengikuti jejak dirinya, semua mengalir saja. Menurutnya, Sebagai orangtua, ia selalu mendukung kemauan sang anak selama itu dirasa baik. Namun, selalu memberikan dorongan dari belakang.
“Dari enam anak saya, dua di antaranya telah lulus dari Akmil. Kakaknya Farouk lulus pada 2009 silam. Selama berproses di Akmil, saya selalu berpesan, agar mereka mematuhi semua arahan dan bimbingan pengasuh dan pelatih,”tutur Kasiyadi.
Seusai meraih Adhi Makayasa, Farouk bertekad akan mengubah mindset banyak orang. Karena selama ini banyak yang berpikiran hanya infanteri yang bisa memimpin. “Saya bertekad ingin merubah mindset itu, semua kecabangan sama, tinggal bagimana seorang tentara profesional dalam mengemban tugasnya,"ucap Farouk.
Perihal Corps Penerbang sebagai kecabangan yang ditekuni, menurut Farouk, bukan merupakan pilihan pribadi, semua berdasarkan hasil tes psikologi saat awal memasuki kawah candradimuka perwira TNI AD itu.
"Sejak awal tes psikologi menentukan hal itu. Saya mencoba untuk tidak menolak perintah, jadi saya jalani saja,"terang alumni SMA Taruna Nusantara, Kabupaten Magelang, ini.
Terbukti kepatuhannya itu tak salah, dan membuahkan hasil. Bahkan, ia pun berhasil meraih Adhi Makayasa, dengan kecabangan yang ditetapkan berdasar hasil tes psikologi tersebut. Selain itu, yang selalu menjadi motivasinya selama ini adalah sosok orang tuanya.
Sang ayah merupakan purnawirawan TNI AD yang memulai karier dari tingkat Tamtama hingga bisa pensiun dengan pangkat Mayor. "Menurut saya, itu adalah sebuah pencapaian yang sungguh luar biasa. Sekarang tinggal bagaimana saya bisa membanggakan kedua orang tua. Selama empat tahun digodog di Akmil Magelang, bukan hal yang mudah. Banyak suka-duka yang dialami.
Namun, ia tahu ayah dan ibunya selalu mendukung dan mendoakannya setiap waktu,”ujarnya.
Ia juga mengakui, apabila dirinya mendapat beban atau merasa jatuh, maka yang ia ingat pertama adalah Allah. Kemudian orang tua. Sebab, mereka selalu mendukung dan mendokannya. “Beliau berdua juga berpesan, Adhi Makayasa adalah amanah, karena itu saya harus bisa mengemban amanah ini, dan ke depan menjadi lebih baik lagi,"imbuhnya.
Editor : Redaksi